Facebook Berantas Jaringan yang Unggah Hoaks Soal Pilpres AS
Facebook berantas jaringan Fake Account Tiongkok (Foto: pixabay/simon)
MENJELANG pemilihan presiden, biasanya banyak orang tak bertanggung jawab menerbarkan hoaks dan provokasi tentang calon-calon presiden di media sosial. Bahkan tak jarang akun-akun palsu penebar hoaks memiliki jaringan yang cukup kuat.
Seperti halnya yang baru-baru ini dirasakan oleh Facebook. Baru-baru ini Facebook mengungkapkan telah menghapus jaringan akun palsu asal Tiongkok yang memposting soal pemilu Amerika Serikat.
Baca Juga:
Facebook Tengah Kembangkan Kacamata AR 'Aria'
Seperti yang dilaporkan CNET, Facebook sudah menemukan akun palsu dari Tiongkok di masa lalu, namun penghapusan terbaru ialah akun asal Tiongkok yang memposting tentang politik AS.
Facebook merinci penyelidikan kasus tersebut, dalam sebuah laporan mengindentifikasi ada dua jaringan terpisah yang berkoordinasi satu sama lain.
Satu jaringan berasal dari Tiongkok, yang terdiri dari lebih dari 155 akun yang telah mengumpulkan 133.000 followers dan keanggotaan grup 61.000.
Kendati Facebook mengatakan grup itu memfokuskan sebagian besar aktivitasnya di Asia Tenggara, tapi beberapa akun juga memposting tentang politik Amerika Serikat. Baik untuk mendukung, maupun melawan kandidat presiden Pete Buttigieg, Joe Biden dan Donald Trump.
Baca juga:
Facebook Seret Pria Penjual Like Instagram Palsu ke Pengadilan
CNN Melaporkan, akun yang berfokus pada Amerika Serikat hampir tidak memperoleh followers, namun penghapusan tersebut cukup signifikan, sehingga Facebook memilih untuk mengungkapkan langkah itu menjelang laporan bulanannya, soal perilaku tidak autentik yang terkoordinasi.
Sementara itu, jaringan account kedua terkait dengan militer dan polisi Filipina, menurut Facebook. Jaringan itu memiliki 276.000 followers di Facebook dan 5.500 di Instagram. Akun itu memposting tentang politik domestik di Filipina dan militer.
Berita soal penghapusan itu muncul ketika Facebook terus menopang kebijakannya, menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat 2020.
Facebook dan platform lainnya sudah bertemu dengan pejabat pemerintah untuk membahas keamanan pemilu, serta mempermainkan skenario apabila terjadi 'kekacauan' usai pemilu. (Ryn)
Baca Juga:
Semakin Terhubung, Pengguna Facebook Akan Bisa Melihat Instagram Stories
Bagikan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Pertamina Kasih Duit Rp 7 Juta Buat Netizen yang Unggah Citra Baik di Media Sosial
Program Bantuan Pangan Dihentikan, Setengah dari Negara Bagian AS Gugat Pemerintahan Donald Trump
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
[HOAKS atau FAKTA]: Wasit Asal China yang Pimpin Laga Indonesia vs Irak Dipecat FIFA
[HOAKS atau FAKTA]: DPR Dibubarkan Karena Dianggap Tak Berguna dan Selalu Menghalangi Rakyat
[HOAKS atau FAKTA]: Enggak Ada Angin dan Hujan, Tiba-Tiba Zinedine Zidane Tangani Timnas Indonesia
Mafindo Catat 1.593 Kasus Hoaks Infeksi RI Tahun Ini, Terbanyak Isu Politik Kedua Lowongan Kerja
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
[HOAKS atau FAKTA]: Menko Yusril Mengamuk dan Minta Relawan Jokowi yang Bikin Gaduh Segera Ditangkap dan Dibubarkan Tanpa Ampun
AMPG Laporkan Akun Medsos yang Hina Bahlil, Polda Metro Jaya Sebut Cuma Konsultasi