MerahPutih.com - Wabah virus Corona berdampak positif pada pergerakan harga emas. Harga emas terkoreksi diangka USD 2.072 per troy ounce pada Agustus 2020 atau setara dengan Rp 1 juta lebih/gr. Tak pelak emaspun jadi primadona warga Yogyakarta untuk berinvestasi. Tak hanya berbentuk fisik, minat investasi emas dibursa berjangka turut naik.
Pimpinan Cabang perusahaan berjangka Rifan Financindo Berjangka (RFB) Yogyakarta, Dewi Diana Ningrum mengatakan, minat investasi masyarakat pada Locogold (emas) diperusahaannya meningkat tajam. Sepanjang 2020 banyak investor baru bermunculan yang menginvestasikan uangnya pada produk Locogold.
Baca Juga:
Politisi Senayan Dorong Pemerintah Bentuk Bank Emas
"Masyarakat mulai 'melek' perdagangan berjangka untuk menempatkan dana mereka di produk-produk yang profitable. Salah satunya adalah emas atau locogold. Ini karena harga emas yang menyentuh level tertinggi selama 10 tahun terakhir, "jelas Dewi di Yogyakarta seperti ditulis pada Selasa (23/03).
Tercatat selama 2020 terdapat penambahan nasabah baru sebanyak 323 nasabah. Jumlah ini naik 56,80 persen dari tahun 2019 yang berjumlah 206 investor. Tahun 2021, RFB Jogja menargetkan volume transaksi menembus 170 ribu lot dan jumlah nasabah baru sebanyak 700 nasabah.
"Produk emas masih menjadi andalan karena pergerakan harga emas yang paling stabil dan mudah diprediksi tren pergerakannya," tegas Dewi.
Untuk mencapai target tersebut sejumlah strategi akan dijalankan seperti memperbanyak edukasi online pada investor terkait mekanisme investasi dalam bursa berjangka.

"Kami lakukan zoom metting privat antara investor dengan broker kami untuk mengedukasi mereka. Juga kami buat video tutorial bermain saham di bursa berjangka. Karena banyak investor baru yang belum paham berinvestasi emas di bursa komoditi berjangka,"tutur dia.
Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang mengatakan tren harga emas masih akan terkerek naik 2021. Namun kenaikannya tidak setinggi tahun 2020.
Ia memprediksi, akhir tahun 2021 harga emas tertinggi tidak lebih dari USD 1.950/toz, larena vaksinasi dinilai dapat menekan wabah pandemi. Sehingga pemerintah mulai bisa mengatasi dampak ekonomi akibat pandemi di Agustus 2021,"katanya.
"Sementara produk lainnya yang nilainya turut naik adalah Olain dan kopi dan perdagangan forex masih stabil," katanya. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Baca Juga:
Hobi Baru Selama Pandemi, Memasukkan Barang ke Keranjang Online Tapi Tidak Beli