Quadrotors, Drone Canggih untuk Pemandu di Alam Liar


Drone ini diciptakan khusus melintasi alam liar. (Foto: Unsplash/Allessio Soggetti)
DI masa depan manusia tidak perlu lagi khawatir tersesat di alam liar. University of Zurich dan Intel Corporation di Swiss berkolaborasi menciptakan drone canggih yang mampu melintasi alam liar. Drone ini diciptakan khusus sebagai pemandu ketika seseorang tersesat di hutan.
Drone bernama Quadrotors tersebut tak hanya mampu menembus hutan. Drone ini bisa terbang melalui jalur pegunungan, dan hanggar pesawat. Selain itu, drone ini diciptakan untuk melintasi zona bencana, sehingga nantinya diharapkan berfungsi untuk membantu tim penyelemat mengetahui lokasi korban, demikian menurut artikel ilmiah Science Robotics.
Baca Juga:
"Pendekatan kami berhasil menavigasi di semua lingkungan yang diuji. Perhatikan bahwa kebijakan kami dilatih dalam simulasi dan tidak pernah terkena salah satu lingkungan atau kondisi ini pada saat pelatihan," ungkap tim perancang Quadritors dalam makalahnya.

Tim perancang Quadrotors merupakan gabungan dari pihak Robotics and Perception Group sebagai perwakilan Universitas dan Intelligent Systems Lab perwakilan Intel cabang Amerika Serikat dan Jerman.
Dikutip dari The Next Web, quadrotors dirancang memiliki kecepatan tinggi, yakni bisa menempuh 40 kilometer per jam. Teknologi kecerdasan buatan (AI) juga disematkan pada drone ini, sehingga memungkinkan untuk bermanuver dengan amat lincah. Teknologi AI tersebut dikembangkan di University of Zurich.
Baca Juga:
Rusia Hadirkan Drone Tempur Super Canggih dalam Persaingan Alutsista
Lalu, quadrotors menggunakan perhitungan tersambung dengan sistem pada komputer. Awalnya, drone ini melakukan uji coba melalui lingkungan simulasi, tapi banyak hambatan dalam prosesnya. Oleh karena itu, tim perancang memindahkan lokasi eksperimen ke lingkungan nyata.
Data hasil simulasi digunakan untuk melatih jaringan saraf dalam drone. Nantinya, ini mampu memprediksi jalur penerbangan berdasarkan informasi dari sensor yang terintegrasi secara fisik. Kemudian, kumpulan data itu menjadi pedoman Quadrotors melewati reruntuhan bangunan, bekas kereta, dan hutan.
Pendekatan lewat AI memberikan beberapa keunggulan. Pemetaan langsung melalui pengamatan sensorik dapat mengurangi tertundanya pemrosesan data. Teknologi ini juga meningkatkan ketahanan melawan gangguan persepsi, seperti gambar buram dan hilangnya data.
Sekarang, tim perancang ini ingin mengembangkan sensor lebih cepat, sehingga Quadrotors bisa terbang aman bergerombol walau kecepatannya bertambah. (bed)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Super Awet! Huawei Watch GT 6 Series Mampu Bertahan hingga 21 Hari

Huawei Watch GT 6 Series Rilis di Indonesia, Smartwatch Premium dengan Fitur Kelas Atas

WNA Pengguna Kereta Api di Indonesia Tembus Setengah Juta, Yogyakarta jadi Tujuan Paling Favorit

Apple Hadapi Investigasi di Prancis, Siri Diduga Rekam Suara Pengguna Tanpa Izin

OPPO Find X9 Ultra Bisa Jadi HP Flagship Pertama dengan Kamera Telefoto Periskop Ganda

OPPO A6 Pro Jago dengan Kapasitas Baterai Besar 7000 mAh, Tahan Lama Bahkan Bisa Jadi Power Bank Darurat

Ukuran Baterai Vivo X300 dan X300 Pro Terungkap, Kapasitasnya Besar!

OPPO Find X9 dan Find X9 Pro Sudah Raih Sertifikasi Global, Siap Meluncur 16 Oktober

S25 Edge Gagal Total, Samsung Bakal Hadirkan Model Plus di Galaxy S26 Series

Baru Meluncur di Pasaran, Xiaomi 17 Series Tembus 1 Juta Penjualan dalam Sehari
