BPIP Sebut Buzzer Ancam Keutuhan NKRI

Ilustrasi Buzzer. (Foto: www.langitamaravati.com).
MerahPutih.com- Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Benny Susetyo menyoroti menguatnya politik identitas dalam diskursus politik Indonesia.
“Kehadiran buzzer diruang-ruang publik dengan narasi adu domba dan pecah belah sudah sangat mengkhawatirkan," kata Benny kepada MerahPutih.com di Jakarta, Kamis (11/2).
Baca Juga
Benny menduga, kelompok politik sama-sama menggunakan buzzer untuk menjaga kepentingannya. Seringkali buzzer ini menyebarkan berita bohong dan hoaks.
Benny sekaligus menegaskan buzzer yang digunakan untuk menyerang lawan politik sudah menjadi industri yang digunakan pihak-pihak yang berseteru dalam politik.

Fenomena ini menurut Romo Benny harus diakhiri karena kalau dibiarkan negara ini bisa bubar.
“Buzzer ini tidak boleh terus menerus dibiarkan menyemai kebohongan dengan menggunakan ruang publik seperti media sosial," jelas rohaniwan Katolik ini.
Benny menuturkan, jasa buzzer tak diperlukan karena bisa merusak demokrasi.
"Kalau kita diam sama saja kita membiarkan NKRI terpecah belah. Bisa bubar negara ini,” tutur Romo Benny
Sementara, Wakil Ketua DPR, Azis Syamsudin menanggapi kekhawatiran sejumlah tokoh dan masyarakat mengenai buzzer yang kerap mengusik saat mereka melayangkan kritik terhadap pemerintah.
Padahal belakangan, Presiden Jokowi sendiri yang meminta rakyat aktif memberikan kritik.
Azis menuturkan, masyarakat juga bisa mengkritisi pemerintah menggunakan buzzer. Dengan catatan, kata Azis, sepanjang kritikan yang disampaikan baik dan masyarakat paham atas apa yang mereka kritik.
"Ya soal buzzer ya tinggal ini, yang mengkritik juga pakai buzzer saja. Kan namanya dunia teknologi ya silakan saja begitu tidak ada masalah," kata Azis kepada wartawan di Kompleks Parlemen DPR, Rabu (10/2).
Azis mengatakan sepanjang kritikan terhadap pemerintah bersifat baik, membangun, mempertimbangkan segala aspek etika dan tata krama serta fakta dan data maka kritik bisa dilayangkan melalui jalur mana saja, termasuk media sosial lewat buzzer.
"Kritik bisa lewat mana saja, bisa lisan, bisa melalui media, bisa melalui tulisan, bisa melalui buku begitu," ujar Azis. (Knu)
Baca Juga
Begini Modus Buzzer Jadi Alat Mafia Tanah Lawan Kementerian ATR/BPN
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Jerome Polin Bongkar Praktik Buzzer Berbayar Fantastis dan Misi Rahasia untuk Redam Demo Tunjangan DPR 2025

Calon Paskibraka Dari 38 Provinsi Mulai Latihan Gabungan, Bakal Dikukuhkan Pada 13 Agustus 2025

Dikukuhkan Rabu, 76 Calon Paskibraka 2025 Mulai Menginap di Jakarta Malam Ini

DPR Mulai Cari Masukan dan Pandangan Buat Bahas RUU BPIP

Kasus Perintangan Penyidikan, Ketua Tim Cyber Army Dapat Rp 864 Juta, Anak Buah Cuma Rp 1,5 Juta

Tambah Tersangka, Kejagung Tahan Ketua Tim Cyber Army di Kasus Dugaan Perintangan Penanganan Perkara

Malaysia Dituntut Usut Tuntas Insiden Penembakan Pekerja Migran demi Jaga Hubungan dengan Indonesia

TNI AL Bantah Gelontorkan Rp 100 Miliar Buat Buzzer, Dalihnya untuk Perlindungan Data

Jasa Romo Benny Diharapkan Memperkuat Pemahaman Pancasila

Romo Benny Tutup Usia, akan Dimakamkan di Malang
