BERTEPATAN dengan Hari Musik Nasional pada 9 Maret 2020, Kami Musik Indonesia (KAMI) dan Koalisi Seni dan Rumah Beta Foundation berkolaborasi mengadakan serangkaian acara di M Bloc Space, Jakarta Selatan.
Acara yang ditujukan untuk semua orang terutama bagi pencinta musik ini diselenggarakan pada 9-10 Maret 2020. Berikut rangkaian acara yang membuat pengunjung puas.
Baca juga:
Dinamika Program Musik di Indonesia Yang Sempat Meredup dan Terang Kembali
1. Talkshow untuk menambah pengetahuan seputar musik

Bertemakan Musikku Profesiku, KAMI mengadakan serangkaian acara talkshow pada 9 Maret 2020. Dimulai pada pukul 13.00- 15.00, talkshow tersebut membicarakan mengenai bedah kontrak yang menghadirkan Arry Syaff (advokat dan musisi), Jeane Pjialsa (penabuh drum dan pengajar) serta Kadri Mohammad (advokat dan musisi) sebagai moderator.
Kemudian, talkshow kedua berjudul Memetakan Ekosistem Musik Indonesia yang mendatangkan Dina Dellyana (akademisi dan musisi HMGNC) dan Ganjar Ariel Santosa (Massice Music Entertainment) selaku narasumber serta Bunga Manggiasih (Koalisi Seni) sebagai moderator.
Tak kalah seru dari hari pertama, pada hari kedua juga diselenggarakan talkshow bertema Menyusun Tonggak Sejarah Musik Indonesia yang menghadirkan Ahmad Mahendra (Direktur perfilman, Musik, dan Media Baru Kemendikbud), Nyak Ina Raseuki (Etnomusikolog dan Direktur Pascasarjana IKJ), Oscar Motuloh (Jurnalis foto) sebagai pembicara. Candra Darusman (Musisi dan Ketua FESMI) menjadi moderator talkshow ini.
2. Pameran foto yang keren

Selain talkshow, pada hari yang sama pengunjung juga menikmati pameran foto yang keren. Foto-foto yang dipamerkan seperti sang pencipta lagu Indonesia Raya, WR Supratman. Melalui pameran foto ini pengunjung jadi mengetahui beberapa hal tentang industri musik Indonesia.
Foto-foto yang dipamerkan merupakan dokumentasi MataWaktu dengan kurator Ismar Patrizki dari Galeri Foto Jurnalistik Antara.
Baca juga:
Mengenal City Pop, Genre Musik yang Kembali Bangkit dari Era 80an
3. Nonton bareng film tentang musik

Film musik yang diputar ialah Manis-Manis Sombong. Bagi para kaum milenial, tentunya film yang diperankan oleh Lydia Kandou membuat mereka bernostalgia. Film yang dirilis pada 1980 tersebut menceritakan bagaimana sekelompok mahasiswa yang berusaha menjadi musisi grup orkes melayu.
Singkat cerita, film yang disutradarai Edward P. Sirait ini menceritakan awal kisah terbentuknya grup legendaris Orkes Moral Pancaran Sinar Petromaks (OM PSP) yang dibuat secara fiksi.
Film kedua yang ditayangkan berjudul Kantata Takwa karya Gatot Prakosa dan Eros Djarot. Film yang telah dirilis pada 2008 ini mendokumentasikan konser dan semua proses bagaimana pertemuan antara Iwan Fals dengan seorang aktivis W.S Rendra.
Film ini juga menceritakan kisah mereka berdua bersama Sawung Jabor serta Jockie Surjoprajogo yang mendadak menjadi penyaluran segala keluhan masyrakat mengenai penindasan dan ketidakadilan sosial yang susah ditutupi.
"Aku sih cukup senang ya dengan adanya acara kaya gini jadi membuat anak muda pecinta musik seperti saya mempunyai gambaran lebih jelas bagaimana perjalanan musik pada zaman dulu," Ujar Anissa Mutiara, salah satu pengunjung acara nonton bareng.
Anissa juga mengaku senang karena bisa menonton film lawas yang sekarang ini sulit diakses. "Soalnya kan sekarang rada susah untuk mengakses film, apalagi film-film tahun 1980-an kaya gini," tukasnya. (bel)
Baca juga: