Bermain Saham dan Bagaimana Cara Mengakali Resikonya

Andika PratamaAndika Pratama - Sabtu, 28 April 2018
Bermain Saham dan Bagaimana Cara Mengakali Resikonya
Bursa Efek Indonesia. Foto: ist

HANYA tahu cara bermain saham belum lah cukup sebagai bekal untuk sukses menjalani investasi yang satu ini. Anda sebaiknya juga harus tahu bagaimana cara untuk mengakali resiko bermain saham.

Jika dilihat dari potensinya, saham memang menjadi salah satu alternatif investasi di era modern dengan penawaran keuntungan yang luar biasa. Tapi bermain saham bisa menjadi sebuah investasi yang sangat menguntungkan dengan catatan dilakukan dengan baik dan juga benar.

cara bermain saham

Jenis Saham Berdasarkan Hak Kepemilikan

Sebelum memutuskan investasi saham, hal penting pertama yang harus Anda pahami adalah mengenai jenis saham itu sendiri. Sehingga nantinya Anda bisa menentukan investasi saham apa yang akan Anda pilih.

1. Saham Biasa (Common Stock)

Common stock ini merupakan jenis mayoritas saham yang ada di pasar bursa. Ketika Anda memilih saham jenis ini, nantinya Anda akan memiliki hak untuk ikut melakukan voting di RUPS dan diveden (sebuah pembagian keuntungan perusahaan) yang tidak mutlak.

Jadi diveden ini baru bisa Anda peroleh ketika keputusan dari RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) bersedia untuk membagikan diveden tadi dengan besaran yang berubah-ubah.

2. Saham Preferen (Preffered Stock)

Anda bisa menyebutnya sebagai saham prioritas. Saham jenis ini terbilang cukup langka di Indonesia. Kalaulah ada, umumnya diadakan oleh perusahaan-perusahaan besar semacam Semen Indonesia, PT. Unilever Indonesia Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan lain-lain.

Pada saat Anda membeli saham preferen, Anda berhak atas fixed deviden. Selain itu, Fixed dividen ini bisa dikatakan cukup aman lantaran dibayar secara reguler serta pembayaran dividen-nya akan diutamakan sebelum pembayaran saham biasa. (Baca juga: Trik Bisnis Tanpa Modal di Instagram)

Jenis Saham Berdasarkan Dari Kapitalisasi Pasar

tips bermain saham

Kapitalisasi pasar yang dimaksudkan di sini adalah sebagai total nilai saham emiten yang beredar sesuai dengan harga yang berlalu. Berdasarkan dari nilai penguasaan pasar tersebut, saham terbagi menjadi tiga jenis:

1. Blue Chip (Saham Papan Atas)

Ciri-crinya adalah emiten bernilai lebih dari Rp 40 triliyun, kredibilitasnya tinggi, fundamentalnya sangat baik, cakupan pasanya luas, serta dibutuhkan oleh banyak orang. Saham jenis ini sifatnya stabil sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai investasi jangka panjang.

2. Second Layer (Saham Lapis Dua)

Memiliki emiten bernilai 1 sampai dengan 40 triliyun, lebih fluktuatif, dalam tahap berkembang tapi kesetabilannya sudah hampir mendekati yang Blue Chip.

3. Third Layer (Saham Lapis Tiga)

Saham dikatakan sebagai Third Layer jika emitennya bernilai di bawah Rp 1 triliun.

Return Dalam Saham

Jika berbicara mengenai pengembalian dalam saham, tingkat pengembalian dalam saham berasal dari dua hal ini:

1. Capital Gain

Capital gain ini adalah keuntungan atas penjualan saham. Kondisi ini bisa Anda dapatkan ketika pada saat menjual saham harganya di atas harga ketika Anda membelinya dulu.

2. Deviden

Deviden ini merupakan sebuah keuntungan emiten yang dibagikan kepada para pemegang saham sesuai dengan keputusan dari RUPS.

Resiko Dalam Bermain Saham

Meskipun menjanjikan keuntungan yang cukup besar, saham bisa dikatakan sebagai jenis investasi yang cukup beresiko. Pada dasarnya, permaianan saham seperti ini memang penuh dengan intrik.

Bahkan seringkali seseorang yang sebenarnya sudah memiliki treck record yang tinggi berinvestasi saham pun bisa mencatat hasil investasi yang kurang begitu baik. Bahkan banyak pula yang justru malah rugi.

Jadi jika Anda ingin tetap terjun dalam dunia investasi saham, ada beberapa resiko yang Anda harus siap hadapi. Apa saja itu?

1. Capital Loss

Capitall loss ini kondisi dimanan selisih negatif nilai jual dengan nilai beli saham. Mudahnya, saham yang Anda jual lebih murah dari waktu membelinya dulu.

2. Likuidasi

Kondisi dimana emiten mengalami kebangkrutan. Ketika emiten sampai bangkrut, sebenarnya Anda masih memiliki hak atas aset perusahaan sesuai dengan porsi kepemilikan saham Anda pada perusahaan tersebut.

Tetapi jika ternyata emiten tidak memiliki lagi aset yang tersisa (sudah digunakan untuk melunasi utang, pajak, dan juga pegawai) maka dalam situasi seperti ini Anda mau tidak mau harus besar hati merelakan saham Anda hangus tanpa mendapatkan pengembalian apapun.

Mengakali Resiko Saat Bermain Saham

Untuk bisa suksas investasi saham, Anda dituntut untuk lihai mengakali resiko yang ada. Dengan melakukan hal seperti itu, Anda bisa memperkecil tingkat kerugian saat rugi dan bisa memperbesar tingkat keuntungan pada saat untung. (Baca juga: Berikut Kelemahan Uang Elektronik)

Dalam hal ini, ada empat cara yang sering digunakan oleh para ahli saham dalam hal mengakali rrsiko saham. Di antaranya adalah:

1. Diversifikasi Portovolio

Diversifikasi Portovolio bisa menjadi salah satu senjata pamungkas bagi para ahli investasi saham. Diversifikasi yang dimaksud di sini adalah Anda membeli saham dari beberapa emiten yang berbeda.

Diversifikasi ini bisa menghindarkan Anda dari kerugian total. Hal ini disebabkan Anda menanamkan saham pada perusahaan yang berbeda-beda. Ketika satu saham dari perusahaan mengalami kerugian, maka Anda masih memiliki pos saham di perusahaan lain yang tidak mengalami kerugian.

2. Investasi Jangka Panjang

Maksudnya di sini adalah selalu tanamkan dalam pikiran Anda bahwa saham ini adalah jenis investasi jangka panjang. Oleh sebab itu, ada potensi nilai saham menguat kembali.

Ketika saham nilainya turun, sebaiknya jangan buru-buru memutuskan untuk langsung menjual. Sebaiknya pantau terlebih dahulu karena dalam jangka panjang nilai saham umumnya akan semakin membaik.

Jangan pernah Anda menyamakan saham dengan jual beli biasa. Dimana Anda bisa langsung memborongnya saat harganya turun dan menjual habis ketika harganya naik demi memperoleh keutungan yang besar. Kuncinya adalah selalu berpikir jangka panjang sebelum Anda mengambil keputusan.

3. Pengetahuan, Intuisi, dan Keterampilan yang baik

Meskipun banyak yang menyebut investasi saham dengan bermain saham, tapi jangan pernah mengartikannya sebagai sebuah permainan hura-hura. Ketika memilih melakukan investasi saham, Anda dituntut untuk memiliki pengetahuan, intuisi, dan juga keterampilan yang baik pada saat mengelola saham tersebut.

Kurang tepat jika Anda hanya mengandalkan bakat ataupun kepekaan saja untuk sukses dalam investasi saham. Semuanya tetap membutuhkan prediksi berdasakan dari perhitungan dan juga analisis kondisi.

Oleh sebab itu, Anda diharuskan untuk selalu sigap memantau saham dan segala hal yang berkaitan dengannya. Dalam hal ini, topik ekonomi dan bisnis haruslah menjadi makanan Anda sehari-hari.

4. Analisis Fundamental Perusahaan

Jangan lupa untuk melakukan analisis fundamental dari perusahaan ketika Anda hendak memilih emiten. Penting untuk menyelidiki terlebih dahulu seluk beluk dari calon emiten Anda ini.

Mulai dari bagaimana profil usahanya, laporan keuangannya, prospek, kredibilitasnya, sampai performanya di pasar modal. Supaya bisa mendapatkan informasi yang akurat, Anda bisa mengaksesnya di BEI atau di berbagai media massa biasanya juga ada.

Saham bisa menjadi investasi paling menguntungkan untuk Anda. tapi jangan lupakan juga bahwa ada beberapa hal yang harus selalu diperhatikan dalam menjalani investasi saham. Jadi jangan hanya mencari tahu cara bermain saham saja. (*)

#Indeks Saham
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan