Berat Awan Sebanding 100 Gajah?

P Suryo RP Suryo R - Kamis, 23 Maret 2023
Berat Awan Sebanding 100 Gajah?

Seperti kapus yang empuk dan terlihat ringan, namun tidak seperti yang dibayangkan. (Pexels/Pixabay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MELIHAT awan sepertinya terlihat tipis dan ringan seperti kapas. Agaknya anggapan itu perlu dipertimbangkan ulang. Sebab, awan diperkirakan sangat berat mencapai ratusan ton.

Ilmuwan menyebutkan berat awan sama dengan 100 gajah. Jika benar, bagaimana bisa awan yang terlihat seperti kapas empuk itu memiliki berat kumpulan gajah?

Baca Juga:

Manfaat Hujan bagi Kesehatan Mental, Sungguh Menakjubkan

awan
Awan tidak seringan seperti perkiraan kebanyakan orang. (Pexels/Arvind shakya)

Saat melihat awan umumnya orang mengira setiap gumpalan awan sama saja. Ternyata, berbanding terbalik dengan perkiraan nih. Awan justru memiliki jenis yang berbeda-beda sesuai karakteristik dan ketinggiannya. Dengan demikian, kandungan awan sama yakni tumpukan uap air dan kristal es kecil.

Nah, awan yang paling umum adalah awan kumulus. Seperti diansir dari ZME Science, awan ini biasanya tampak melayang-layang anggun di langit. Kesannya sangat ringan sekali. Padahal, berat awan di luar bayangan lho.

Gaya gravitasi yang dihasilkan oleh awan di udara memiliki kekuatan yang sangat kecil dengan ketinggian mencapai 2.700 meter. Tipikal awan kumulus inilah yang akan memakan waktu lebih dari 12 hari.

Peggyu Le Mone peneliti National Center for Atmospheric Research membuktikan berat awan. Dia mengukur berat awan menurut kerapatan air pada awan kumulus sekitar setengah gram per meter kubik.

Baca Juga:

Hujan Terlama di Dunia, Terjadi Sepanjang 881 Hari

awan
Tetesan air yang membentuk awan berjumlah jutaan per meter kubik. (Pexels/Alex Azabache)

Menariknya air tidak berpusat pada satu titik di awan saja. Tetesan air yang membentuk awan berjumlah jutaan per meter kubik awan kumulus. Meskipun diameter tetes tidak lebih dari 0,003 milimeter, bisa dibayangkan jumlahnya sangat banyak.

Le Mone mengukur diameter awan, sekitar satu kilometer setiap bentuk kubus awan, volumenya mencapai satu miliar meter kubik. Tak hanya itu, berat awan kumulus dihasilkan dari proses pengalian massa jenis dengan volume awan setara dengan 500 ton air. Menurutnya, berat awan setara dengan empat paus biru atau 100 gajah.

Nah, itu dia informasi terkait berat awan yang selama ini selalu ditanyakan oleh setiap orang. Menarik bukan? Semoga rasa penasaran kamu sudah terjawab ya. (dkr)

Baca Juga:

Kerusakan-Kerusakan yang Muncul pada Rumah Selama Musim Hujan

#Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Dunia
Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Penemuan mereka berpotensi mengatasi beberapa masalah terbesar di planet ini, termasuk menangkap karbon dioksida untuk membantu mengatasi perubahan iklim dan mengurangi polusi plastik melalui pendekatan kimia.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
 Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Dunia
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Membuka jalan bagi lahirnya generasi baru komputer superkuat.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Bagikan