Kesehatan

Begini Dampak Makan Sambil Berdiri

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 22 Juni 2022
Begini Dampak Makan Sambil Berdiri

Makan sebaiknya sambil duduk, jangan berdiri. (Foto: Pexels/Nguyen Khanh)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TERKADANG secara tidak sadar orang makan sambil berdiri. Mungkin karena untuk menghemat waktu atau sambil melakukan pekerjaan kantor yang menuntut tidak banyak bergerak. Selain itu di Indonesia pada beberapa acara pesta seperti resepsi pernikahan membuat orang makan sambil berdiri karena keterbatasan kursi dan meja makan.

Sebagian orang lainnya memilih untuk tidak makan sambil berdiri karena dianggap tidak sopan. Posisi makan ternyata berpengaruh besar pada sistem pencernaan. Orang yang makan dalam posisi duduk terbukti memiliki pencernaan yang lebih baik dan sehat.

Baca Juga:

Makan Pakai Tangan, Kebiasaan Orang Indonesia yang Banyak Manfaatnya

makan
Makan sambil duduk jauh lebih baik untuk kesehatan pencernaan. (Foto: Pexels/Kampus Production)

Posisi makan pada saat kamu berdiri atau duduk sangat berpengaruh pada sistem pencernaan. Orang-orang yang terbiasa makan dalam posisi duduk terbukti lebih sehat dibandingkan orang yang makan dengan posisi berdiri.

Seperti dilansir dari Well and Good, ahli gizi Peyton Berookim, MD, MA, FACG, AGAF, menjelaskan pengaruh posisi makan dengan kesehatan sistem pencernaan. Menurut Berookim, ada beberapa hal yang akan terjadi ketika kamu makan dalam posisi berdiri. "Pertama, dari sudut pandang fisiologis, makan sambil berdiri dapat menyebabkan darah 'mengumpul' di kaki karena efek gravitasi. Hal ini dapat menyebabkan beberapa penurunan aliran darah ke usus. Akibatnya, pencernaan kamu tidak akan lancar dan kemungkinan akan menyebabkan timbulnya gas dan gangguan pencernaan."

Makan sambil berdiri juga cenderung membuat orang tergesa-gesa sehingga tanpa sadar akan memasukkan udara lebih banyak ke dalam tubuh. Alhasil, perut akan terasa kembung dan penuh gas.

Baca Juga:

Mengenal Istilah Food Coma, Kondisi 'Mager' Akibat Terlalu Banyak Makan

makan
Meskipun duduk jangan makan terlalu cepat juga. (Foto: Unsplash/JuniorReis)

"Makan dengan cepat dan mengunyah kurang teliti juga dapat menyebabkan kram perut atau rasa tidak nyaman, karena perut membutuhkan waktu lebih banyak waktu untuk mencerna makanan," jelas Berookim.

Dia merekomendasikan untuk makan dalam posisi duduk. Ia juga menyarankan untuk makan secara perlahan agar makanan dapat dikunyah dengan baik. Makan dalam posisi duduk juga terbukti membuat pikiran lebih sehat.

Menurut penelitian yang dimuat dalam Journal of Integrative Medicine, bahwa efek yang dirasakan tubuh dan pikiran saat makan. Sebab itu, makan dalam posisi duduk terbukti dapat meningkatkan sistem kerja saraf yang fungsi utamanya memaksimalkan proses pencernaan.

Makan sambil duduk membuat tubuh lebih tenang dan bisa menikmati makanan dengan maksimal. Orang akan makan secara perlahan sehingga makanan dikunyah dengan baik. Menurut Berookim, selain itu makan sambil duduk cenderung melibatkan waktu makan yang lebih lama dan rasa tenang yang lebih besar. Ini bisa dilakukan saat makan sendiri maupun bersama. (Mrf)

Baca Juga:

Ada Banyak Cara untuk Jaga Nafsu Makan

#Kesehatan #Makanan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Bagikan