Batik Banten, Tradisi Luntur yang Dilahirkan Kembali


Batik Banten Motif Sabakingking, diambil dari nama julukan Sultan Hasanudin (Sultan Bantan Pertama). (Foto: MerahPutih/Ctr)
MerahPutih Budaya - Banten, sebagai suatu kerajaan yang pernah mencapai puncak peradaban pada masanya, memiliki peninggalan tradisi soal pakaian. Masyarakat setempat menyebutnya dengan Simbut (Simbut Batik).
Seiring runtuhnya Kesultanan Banten yang porak poranda oleh kolonialisme, tradisi membatik masyarakat Banten yang dipercaya dimulai sejak abad XVII luntur. Karenanya sejarawan Banten Yadi Achyadi mengatakan, bahwa yang disebut dengan Batik Banten pada dasarnya masih perlu dipertanyakan, yang mana sebenarnya yang disebut Batik Banten.
"Pada tahun 2002, dilahirkanlah ragam motif batik yang menunjukan identitas Banten berdasarkan penelitian para arkeolog," terangnya kepada Merahputih.com, Selasa (11/5) lalu.
Batik Banten Motif Mandalikan, merupakan gelar seorang pangeran yaitu Pangeran Mandalikan. (Foto: MerahPutih/Ctr)
Pola dasar ragam hias yang menjadi motif Batik Banten berasal dari benda bersejarah, yaitu Artefak Terwengkal yang merupakan hasil eskavasi para arkeolog pada tahun 1976.
"Apapun warnanya, Batik Banten memiliki kecenderungan warna abu-abu yang menunjukkan sifat orang Banten yang memiliki ide, cita-cita, kemauan dan sikap mental yang luhur, disertai sifat kalem,"ungkapnya.
Sementara itu, arkeolog Banten Ali Fadillah mengatakan, produk kebudayaan dari kejayaan Banten yang menghilang tersebut, dilahirkan kembali dengan berpijak pada simbol simbol yang menunjukan bahwa di Banten pernah berdiri sebuah kesultanan yang berjaya.
Batik Banten Motif Pasepen, nama sebuah ruangan di keraton tempat Sultan bersemedia. (Foto: MerahPutih/Ctr)
"Filosofi dan nama motifnya selalu berkaitan dengan sejarahnya sendiri, toponim desa-desa kuno, tata nama ruang di kesultanan, dan nama gelar bangsawan serta sultan," katanya.
Semenjak itulah tradisi membatik di Banten tumbuh kembali, beberapa rumah batik yang cukup dikenal di Banten yaitu rumah Batik Banten yang berada di Kota Serang, Batik Cikadueun di wilayah Pandeglang, dan Batik Krakatoa di wilayah Cilegon. Selain memproduksi motif-motif batik berdasarkan peninggalan artefak, juga dikembangkan motif-motif baru yang mewakili kebudayaan Banten terkini, yang tetap memilih warna-warna cerah sebagai komposisinya. (Ctr)
BACA JUGA: