MEREK-merek mewah seperti Louis Vuitton, Fendi, Chanel, Gucci, Balenciaga, Supreme, dan lain-lain selalu berhasil menarik perhatian sebagian besar fashion enthusiast di seluruh dunia.
Walau pandemi COVID-19 menyebabkan krisis ekonomi dan kesehatan, tidak sedikit orang-orang yang masih tertarik untuk memiliki barang-barang mewah ini di seluruh dunia, baik asli maupun palsu.
Sayangnya, penerapan social distancing memaksakan kita untuk karantina mandiri sehingga sebagian besar kegiatan berbelanja harus dilakukan secara online. Metode berbelanja digital ini pun menimbulkan masalah baru di industri fesyen Korea Selatan.

Chung Kee-Hyun, direktur divisi investigasi kekayaan intelektual Korea Selatan mengatakan bahwa peningkatan permintaan produk-produk mewah palsu berkorelasi positif dengan peningkatan belanja online selama pandemi COVID-19.
BACA JUGA:
Jadi, konsumen di Korea Selatan lebih memilih untuk membeli barang-barang bermerek mewah yang palsu semenjak menerapkan belanja online selama pandemi.
Dilansir dari Hypebeast, The Korean Intellectual Property Office (KIPO) alias Kantor Kekayaan Intelektual Korea saat ini sedang sibuk menindaklanjuti barang mewah palsu yang semakin merajalela di pasaran Korea Selatan.
Jumlah barang palsu yang terjual selama pandemi sudah melonjak sebesar 204% jika dibandingkan dengan periode Januari sampai Agustus 2019.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, Statistics Korea juga melaporkan bahwa kegiatan belanja online tahun ini telah mengalami peningkatan penjualan sebesar 15,2 triliun KRW atau sekitar Rp 196 triliun dalam periode Januari sampai Agustus.
Tas menjadi barang mewah palsu yang paling banyak digemari oleh masyarakat Korea Selatan dengan presentasi sebesar 31,7 %, diikuti dengan pakaian sebesar 26%. Sepatu, dompet, dan jam juga menyumbang proporsi sebesar 18%, 6%, dan 5%.
BACA JUGA:
Meski begitu, hanya ada kurang dari 3% dari semua laporan penjualan barang mewah palsu yang berhasil diarahkan pada penyelidiktan aktual oleh polisi kehakiman.
Maka dari itu, saat ini KIPO berencana untuk meningkatkan langkah-langkah investigasi personel maupun yang memanfaatkan forensik digital.
Laman Hypebeast juga melaporkan bahwa KIPO akan bekerjasama dengan para pemegang merek dagang untuk memberikan kompensasi kepada para pembeli yang tertipu membeli barang palsu berupa uang kembali. (SHN)
BACA JUGA:
Jadi Clean Freaks dan Ajak Semua Orang Melakukan Hal yang Sama