Kesehatan Mental

Avoidant Personality Disorder, ketika Seseorang Menghindar untuk Berinteraksi

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Minggu, 20 Juni 2021
Avoidant Personality Disorder, ketika Seseorang Menghindar untuk Berinteraksi

Ketika merasa malu secara berlebihan. (Foto: Unsplash/Ahmed Nishaath)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KETIKA pertama kali bertemu seseorang, merasa malu merupakan hal yang wajar. Namun, ketika rasa malu tersebut berlebihan dan diiringi rasa takut terhadap penolakan atau kritik dari orang lain, itu menjadi masalah. Kondisi itu mungkin bisa jadi tanda avoidant personality disorder (AVPD).

Mengutip Alodokter, AVPD atau gangguan kepribadian menghindar adalah gangguan yang membuat penderitanya kerap menghindari interaksi sosial dengan orang lain. Orang yang memiliki gangguan kepribadian ini sering merasa malu, cemas, dan takut berlebihan terhadap penolakan dari orang lain.

Berbeda dengan sifat pemalu yang biasa, AVPD membuat mereka sulit untuk menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain. Penyebab AVPD belum diketahui secara pasti. Namun, faktor genetik atau keturunan diduga turut berperan dalam membuat seseorang mengalami AVPD.

Selain itu, AVPD juga bisa terjadi karena pernah mengalami peristiwa traumatis, seperti pelecehan fisik atau emosional, dikhianati oleh orang yang disayangi, pola asuh yang tidak baik, atau kurang mendapat kasih sayang orangtua.

Baca juga:

Pasangan Kamu Borderline Personality Disorder? Bertahan?

Avoidant Personality Disorder, Ketika Seseorang Menghindar untuk Berinteraksi
Biasanya dipengaruhi dari masa kecil. (Foto: Unsplash/Sharon McCutcheon)

Umumnya, AVPD muncul ketika masa kanak-kanak dan semakin terlihat ketika beranjak dewasa. Ada beberapa gejala yang bisa diperhatikan, seperti sering merasa cemas, sulit membuat keputusan, enggan melakukan banyak hal, terlalu sensitif dan mudah tersinggung ketika menerima kritik, hingga sulit percaya orang lain.

Meski demikian, tidak semua gejala tersebut menandakan bahwa seseorang pasti memiliki gangguan kepribadian AVPD. Banyak orang yang memang memiliki sifat pemalu dan sulit percaya dengan orang lain, tetapi bukan karena gangguan ini.

Baca juga:

Jangan Sampai Terjebak dalam Obsessive Love Disorder

Avoidant Personality Disorder, Ketika Seseorang Menghindar untuk Berinteraksi
Harus segera ditangani agar tidak mengalami perubahan psikis lainnya. (Foto: Unsplash/whoislimos)

Berbagai gejala tersebut baru bisa dikatakan mengarah ke AVPD ketika sudah terjadi dalam jangka waktu yang lama dan membuat sulit beraktivitas.

Jika tidak segera ditangani, orang yang mengalami AVPD bisa lebih berisiko untuk mengalami berbagai masalah psikologis lainnya, seperti depresi, serangan panik, agorafobia, atau keinginan untuk bunuh diri.

Untuk menangani kasus ini, psikiater dan psikolog bisa melakukan psikoterapi, termasuk terapi perilaku kognitif. Dengan menjalani terapi, pasien akan dibimbing untuk mengubah pola pikir dan perilakunya menjadi lebih positif, serta belajar untuk berinteraksi dan menerima orang lain. Mereka juga perlu obat-obatan seperti antidepresan dan obat pereda kecemasan. (and)

Baca juga:

Binge Eating Disorder, Umum Terjadi namun Sedikit yang Mengerti

#Kesehatan #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan