“MASA mereka bukber, nanti gua enggak ikut?” ujar Thalia Lunaadhara Isril saat berkumpul bersama teman-temannya membicarakan rencana buka bersama. Dia penganut Kristen, tapi selalu merasa gembira jika ada acara bukber dari teman-temannya.
Sejak kecil, Thalia telah sering ikut bukber dengan keluarganya yang beragama Islam. Seiring bertambah usia, Thalia makin sering mengikuti bukber dengan teman-temannya yang Muslim.
Mengikuti bukber juga menjadi salah satu bukti menghargai Thalia kepada temannya yang berpuasa sekaligus ajang reuni dengan teman-teman lama.
"Jadi, ini momen yang ditunggu-tunggu,” kata Thalia kepada Merahputih.com.
Baca juga:

Thalia merasa gembira bila ada undangan bukber dari teman-teman lamanya. Semenjak kuliah, Thalia menjadi jarang ketemu dengan teman-teman SMA-nya sehingga mereka menjadikan momen bukber sebagai alasan untuk bertemu dan berbagi cerita.
Istilah bukber menjadi yang akrab terdengar saat bulan puasa. Berbukber adalah momen gembira yang ditunggu umat Muslim karena setelah seharian menahan lapar dan dahaga akhirnya boleh memakan dan minum kembali.
Momen bukber ternyata tidak hanya dinantikan oleh umat Muslim yang menunaikan ibadah puasa, tetapi orang yang tidak berpuasa sekali pun juga turut bergembira.
Seperti Thalia, Marcella, mahasiswi tingkat akhir yang beragama Konghucu, mengatakan senang dengan vibes bukber.
“Karena diajakin teman jadi kayak ngerasa seru aja bisa rasain juga vibes senangnya buka bareng sama temen yang Muslim. Terus jadi tahu banyak hal juga kayak cobain makanan khas bukber,” ungkap Marcella kepada Merahputih.com (27/03).
Baca juga:
Datangkan Kegembiraan dengan Pelihara Tanaman Hias

Selain ajang reuni dan menghormati undangan, Thalia dan Marcella juga menggunakan bukber sebagai kesempatan icip-icip makanan yang hanya tersua setahun sekali. “Aku juga anaknya suka makan, jadi ketemu untuk makan itu happy juga,” kata Thalia.
Thalia mengakui minimal dua kali seminggu menghadiri acara bukber bersama temannya dan biasanya ia yang mengajak temannya untuk bukber.
“Uniknya, justru banyak aku yang ngajak. Terutama teman-teman SMA yang sudah lama enggak ketemu. Terus sama teman-teman perkuliahan dan kebetulan aku lagi aktif di organisasi jadi pengen juga bukber sama teman satu divisi. Karena ini jadi momen yang aku tunggu-tunggu juga. Jadi, sering kali aku yang ngajak,” beber Thalia.
Salah satu pengalaman yang berkesan bagi Thalia adalah bukber pertama bersama teman kuliahnya pada 2021. Mereka mengadakan bukber unik, yaitu dengan potluck alias membawa makanan sendiri-sendiri.
“Teman-teman aku ada berenam termasuk aku. Jadi, kita masing-masing bawa makanan dan makanan itu banyak banget sampai mereka aja yang tidak makan seharian tetap enggak habis juga. Akhirnya, kita jadi menamakan circle kita itu jadi ‘kenyang bego’ karena pertemuan kita itu,” ujar Thalia.
Tidak berhenti sampai bukber, mereka lalu membuat sebuah akun Instagram untuk review makanan. Cerita bukber yang berujung kekenyangan tersebut menjadi pengalaman terseru Thalia dan sebagai awal kedekatannya dengan teman-teman hingga saat ini. (vca)
Baca juga: