Anak Korban Bullying Berisiko Tiga Kali Lipat Alami Masalah Kesehatan Mental
                Ilustrasi anak. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Studi yang dipimpin bersama oleh UCLA Health dan University of Glasgow menunjukkan bahwa ancaman sosial, seperti bullying, dapat memengaruhi kesehatan mental anak dengan membentuk keyakinan orang lain tidak dapat dipercaya atau bahwa dunia bersifat bermusuhan, berbahaya, atau tidak dapat diprediksi.
Dikutip dari Medical Daily, keyakinan tersebut kemudian menyebabkan perkembangan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, hiperaktivitas, dan kemarahan pada tahun-tahun berikutnya. Temuan tersebut dipublikasikan dalam jurnal Nature Mental Health.
Baca Juga:
Bullying Bisa Berdampak pada Kesehatan Mental Anak
Studi ini, telah menemukan bahwa anak-anak yang menjadi korban bullying atau perundungan pada usia 11 tahun mengembangkan ketidakpercayaan interpersonal yang kuat seiring bertambahnya usia dan berisiko tiga kali lipat mengalami masalah kesehatan mental pada akhir remaja.
Studi sebelumnya telah menunjukkan adanya hubungan potensial antara bullying pada masa kanak-kanak dan masalah kesehatan mental, seperti depresi, penyalahgunaan zat, kecemasan, dan tindakan menyakiti diri sendiri. Namun, studi saat ini mengkonfirmasi jalur bagaimana perundungan menyebabkan ketidakpercayaan dan akhirnya berkembang menjadi masalah kesehatan mental.
Para peneliti mengevaluasi sampel populasi sekitar 10.000 anak di Inggris yang menjadi bagian dari Millennium Cohort Study dan menemukan bahwa anak-anak yang menjadi korban perundungan pada usia 11 tahun mengembangkan ketidakpercayaan interpersonal yang lebih besar pada usia 14 tahun.
Studi itu menunjukkan bahwa mereka memiliki kemungkinan sekitar 3,5 kali lipat lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan mental secara klinis pada usia 17 tahun dibandingkan dengan mereka yang mengalami ketidakpercayaan yang lebih sedikit.
"Tidak ada topik kesehatan masyarakat yang lebih penting daripada kesehatan mental remaja saat ini," kata Dr. George Slavich, yang memimpin Laboratorium Penilaian Stres dan Penelitian UCLA Health.
Dalam studi ini disebutkan, membantu remaja mencapai potensi penuh mereka, perlu berinvestasi dalam penelitian yang mengidentifikasi faktor risiko untuk kesehatan yang buruk.
"Menerjemahkan pengetahuan ini ke dalam program pencegahan yang dapat meningkatkan kesehatan dan ketangguhan seumur hidup, tambahnya. (*)
Baca Juga:
Partisipan Pemilu Bisa Konsultasi Kesehatan Mental di RSUD Tamansari
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
                      Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
                      Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
                      Nyawa Angga Melayang Buntut Bullying Ganas di Grobogan, Polisi Diminta Profesional dan Transparan
                      Seorang Siswa SMPN 1 Geyer Grobogan Meninggal Akibat Perundunga, 10 Guru Diperiksa Polisi
                      Siswa SMPN I Geyer Grobogan Meninggal Diduga Karena Perundungan, Kepala Sekolah Harus Tanggung Jawab
                      Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
                      The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
                      Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
                      Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut