Bullying Bisa Berdampak pada Kesehatan Mental Anak


Tindakan bullying dapat memengaruhi kesehatan mental anak. Foto: Unsplash/Road Ahead
MerahPutih.com - Studi menunjukkan, bahwa anak-anak yang pernah mengalami bullying atau perundungan di usia 11 tahun, bisa memicu ketidakpercayaan interpersonal yang kuat. Hal itu terjadi seiring bertambahnya usia dan berisiko tiga kali lipat mengalami masalah kesehatan mental saat remaja.
Mengutip Medical Daily, studi yang dilakukan UCLA Health dan University of Glasgow menunjukkan, bahwa ancaman sosial seperti bullying, dapat memengaruhi kesehatan mental anak. Di mana, membentuk keyakinan bahwa orang lain tidak bisa dipercaya atau dunia bersifat bermusuhan, berbahaya, atau tidak dapat diprediksi.
Baca juga:
Keyakinan tersebut akhirnya menjadi penyebab munculnya masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, hiperaktivitas, dan kemarahan di tahun-tahun berikutnya. Temuan tersebut juga dipublikasikan dalam jurnal berjudul Nature Mental Health.
Sebelumnya, studi itu telah menunjukkan, adanya hubungan potensial antara bullying pada masa kanak-kanak dan masalah kesehatan mental, seperti depresi, penyalahgunaan zat, kecemasan, dan tindakan menyakiti diri sendiri.
Namun, studi saat ini mengonfirmasi bagaimana perundungan menyebabkan ketidakpercayaan dan akhirnya berkembang menjadi masalah kesehatan mental.
Para peneliti juga melakukan evaluasi sampel populasi sekitar 10.000 anak di Inggris, yang menjadi bagian dari Millennium Cohort Study. Hasilnya, anak-anak yang menjadi korban bullying pada usia 11 tahun mengembangkan ketidakpercayaan interpersonal yang lebih besar pada usia 14 tahun.
Baca juga:
Studi itu menunjukkan, mereka memiliki kemungkinan sekitar 3,5 kali lipat lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan mental secara klinis pada usia 17 tahun dibanding dengan yang mengalami ketidakpercayaan yang lebih sedikit.
"Tidak ada topik kesehatan masyarakat yang lebih penting daripada kesehatan mental remaja saat ini," kata pemimpin Laboratorium Penilaian Stres dan Penelitian UCLA Health, Dr. George Slavich.
"Untuk membantu remaja mencapai potensi penuh mereka, kita perlu berinvestasi dalam penelitian yang mengidentifikasi faktor risiko untuk kesehatan yang buruk dan menerjemahkan pengetahuan ini ke dalam program pencegahan yang dapat meningkatkan kesehatan dan ketangguhan seumur hidup."
Ia pun berharap, temuannya bisa membantu lembaga akademis untuk mengembangkan intervensi baru berbasis bukti. Lalu, dapat mengatasi dampak kesehatan mental negatif dari perundungan.
"Apa yang disarankan data ini adalah bahwa kita benar-benar memerlukan program di sekolah yang membantu membentuk rasa kepercayaan interpersonal pada tingkat kelas dan sekolah, katanya.
"Salah satu cara untuk melakukannya adalah mengembangkan program berbasis bukti yang terutama difokuskan pada transisi ke sekolah menengah atas dan perguruan tinggi, dan yang menganggap sekolah sebagai kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang erat dan langgeng." (*)
Baca juga:
Kesehatan Mental Anjing Peliharaan Perlu Dijaga, Ini Kiatnya
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati

DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera

[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png)
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
