KATA kunci Putin, Rusia, dan Ukraina ramai media sosial Twitter usai Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan negaranya menginvasi Ukraina. Twitter bahkan terpantau mengalami overcapacity saat ini saat perang kedua negara sedang berlangsung.
Putin telah mengumumkan operasi militer khusus ke Donbas, wilayah di timur Ukraina pada Kamis (24/2) pagi.
Langkah invasi tersebut lantas memicu ledakan respons dari netizen di media sosial Twitter. Pada Kamis (24/2) pukul 13.40 WIB, kata kunci Putin telah dimuat dalam lebih dari 2,019 juta cuitan.
Bukan hanya mengecam Putin, dukungan terhadapnya pun mulai banyak bermunculan di Twitter. Salah satunya yang mengejutkan datang dari akun Twitter perusahaan e-commerce Tiongkok yang berbasis di Indonesia JD.ID. Akun tersebut membuat pernyataan yang mendukung Rusia.
Baca juga:
Jangan Termakan Hoaks Samakan Cuplikan Game ARMA 3 Sebagai Realita Konflik Rusia-Ukraina
"Nato menghancurkan Afghanistan, Irak, Suriah, Yugoslavia, dan Libya. Semua negara yang tertindas harus berdiri dengan Rusia. Ini bukan perang melawan orang Ukraina tetapi melawan kejahatan NATO. Putin berhak menjaga perbatasannya," demikian disebutkan dalam unggahan aku tersebut pada Minggu (27/2) pagi. Unggahan disertai tagar #RussianInvasion dan #SupportRussia. Unggahan tersebut telah dihapus, dan tidak lama, akun JD.ID menggeluarkan pernyataan kalau akunnya telah dibajak dan meminta maaf, "Sahabat JD yang terhormat, Akun Twitter JD.ID telah diretas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Kami mohon maaf atas segala pernyataan yang salah & menyindir, terutama yang menyinggung pihak tertentu. Saat ini, kami telah berhasil memulihkan akun kami."

Unggahan yang ditulis dalam Bahasa Inggris itu juga menautkan pernyataan akun Buffer, layanan yang menyediakan perangkat untuk bisnis kecil yang menyebutkan beberapa pelanggannya, termasuk JD.ID, telah digunakan untuk menyebarkan dukungan yang sama.
"Kami telah mengetahui bahwa akses diperoleh ke sejumlah akun Buffer yang telah digunakan untuk menyebarkan dukungan untuk invasi Rusia ke Ukraina. Ini sangat memprihatinkan bagi kami. Sejauh ini belum ada indikasi pelanggaran terhadap Buffer. Kami akan memperbarui utas ini setelah mendapatkan informasi lebih lanjut," demikian pernyataan mereka.
Buffer menambahkan, pembajakan itu mempengaruhi 1.552 akun. Dari jumlah tersebut, 618 akun memposting konten yang tidak sah. Pemahaman kami saat ini adalah bahwa akses diperoleh melalui akun individu, bukan melalui Buffer, kemungkinan melalui kata sandi yang digunakan kembali, meskipun mereka belum yakin.
Baca juga:
Pangeran William dan Kate Middleton Berpihak pada Masyarakat Ukraina
Dari 618 akun Buffer yang memposting konten tidak sah, mereka melanjutkan. Total ada 766 unggahan yang dikirim, yaitu 505 (66 persen) ke Twitter, 233 (30 persen) ke Facebook, dan 28 (4 persen) ke LinkedIn.
"Tak satu pun dari 1.552 akun yang terpengaruh memiliki otentikasi dua lapis (2FA), yang lebih lanjut menunjukkan bahwa ini kemungkinan terkait dengan kata sandi yang digunakan kembali. Kami terus menyelidiki," pihak Buffer menjelaskan.

Prioritas pertama Buffet adalah menyelidiki akses tidak sah ke akun-akun tersebut sambil mencegah akses di masa mendatang dan memblokir lalu lintas yang mencurigakan. Sekarang, mereka masih dalam proses menghapus unggahan yang tidak sah itu. "Tim kami telah mengambil langkah-langkah untuk menghentikan pengiriman kiriman tidak sah lebih lanjut," tulis Buffer.
Sementara, pihak JD.ID menegaskan, mereka bersimpati dengan apa yang terjadi di dunia saat ini. Mereka juga menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan mendukung perdamaian bagi dunia, seperti misi perusahaan untuk membawa kebahagiaan bagi masyarakat. (aru)
Baca juga: