Aang Sunadji, Beangasm.id, dan Growth Mindset di Tengah Pandemi

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Jumat, 15 Mei 2020
Aang Sunadji, Beangasm.id, dan Growth Mindset di Tengah Pandemi
Aang Sunadji mengatakan tentang pentingnya pemanfaatan digital. (Foto: side.id/dika)

CEO Merah Putih Media sekaligus Founder Beangasm.id, Aang Sunadji, menjadi salah satu pembicara di Web Seminar (Webinar) tentang 'Evolving Digital Minds of Coffee Industry'.

Webinar tersebut diselenggarakan oleh MerahPutih.com yang bekerjasama dengan Pamerindo Indonesia dan Informa Markets pada Jumat (15/5).

Baca Juga:

Bicara Tentang Industri Kopi dan Pandemi COVID-19 Bersama Mikael Jasin

Pada Webinar tersebut Aang memulai pembahasan tentang dampak pandemi virus corona pada media online. Khususnya untuk sejumlah media yang tergabung di Merah Putih Media (Merahputih.com, Bolaskor.com, Kamibijak.com, Kabaroto.com dan Side.id).

Menurut Aang, Merah Putih Media merupakan salah satu bisnis yang kebetulan tidak terkena imbas dari Virus Corona.

"Kebetulan Merah Putih Media tidak terkena imbas dari corona, malah terjadi peningkatan traffic yang signifikan, mungkin karena banyak orang-orang di rumah yang butuh banyak informasi. Kesehariannya kan paling cuma lihat media sosial dan portal berita online" Jelas Aang.

Apalagi di bulan Mei ini, Merah Putih Media Group mengusung tema MEInang, yang menebarkan virus optimisme menjadi pemenang kepada masyakarat untuk melawan virus COVID-19.

Tak dipungkiri saat pandemi Virus Corona ini, banyak hoaks bertebaran di internet, khususnya di media sosial. Namun hal itu berbeda dengan Merah Putih Media, yang menyajikan berita positif serta apa adanya.

Merah Putih Media Grup berusaha untuk hadir meluruskan fakta tentang sejumlah berita simpang siur yang viral di jagat maya.

Selain sektor bisnis di media online, Aang juga berbicara soal industri kopi yang terkena dampak saat pandemi.

Seperti yang diketahui Aang telah memiliki pengalaman yang cukup mumpuni di industri kopi, karena beliau merupakan founder dari A Tale of Two Coffee Beans, dan juga marketplace khusus kopi: Beangasm.id.

Menurutnya hampir semua bisnis F&B termasuk Coffee Shop terkena imbas dari pandemi Virus Corona.

Berdasarkan data yang dihadirkan pada webinar, Aang menyebut jika tahun 2020 ini terkonfirmasi ada 2.97 juta kasus dengan tingkat kematian sekitar 200 ribu lebih dan tingkat kesembuhan lebih dari 800 ribu. Namun kondisi tersebut cukup menakitkan karena seluruh dunia merasakan efeknya.

Melihat jumlah kasus Virus COVID-19 saat ini, Aang mengajak para peserta webinar sedikit throwback ke belakang. Di mana flu spanyol di tahun 1918-1919 itu lebih mengerikan daripada COVID-19. Karena terkonfirmasi telah menginfeksi 1/3 manusia di muka bumi, dengan tingkat kematian lebih dari 50 juta manusia.

Baca Juga:

Kisah Mikael Jasin, Dari Tukang Cuci Piring Hingga Panggung Barista Dunia

Parahnya lagi kondisinya saat itu virus flu spanyol bertahan di udara dalam waktu yang cukup lama. “Apalagi saat itu tak ada teknologi seperti internet, instagram, facebook dan sebagainya. Tentunya saat itu lebih menakutkan. Kita masih beruntung karena sudah memasuki revolusi industri 4.0, dimana infrastukur untuk menghadapi pandemi COVID-19 jauh lebih siap dibanding pada pandemi flu spanyol,” terangnya.

Pada era digital saat ini, secara tak sadar kamu sudah bisa menakhlukkan berbagai hal dan kebutuhan dari pagi hingga malam, hanya dari genggaman tangan melalui smartphone dan sebagainya.

Contohnya seperti kegiatan meeting melalui aplikasi Zoom dan sebagainya. Disaat pandemi ini tak dipungkiri penggunaan aplikasi video conference seperti Zoom sangat membantu, agar tetap terhubung dengan rekan kerja, maupun keluarga.

Sejumlah kegiatan pun dilakukan melalui Online, seperti halnya bukber via online dan Nge-brew bareng secara online.

Manfaatkan Platform Digital

Melihat dampak yang ditimbulkan oleh pandemi Virus Corona, Aang justru melihat saat ini peluang paling besar yang bisa dimanfaatkan yakni melalui platform digital, karena infrastrukturnya telah siap.

Hanya saja tinggal bagaimana kita menggunakan imajinasi, cara berpikir dan cara pandang untuk membuat sesuatu, yang tadinya tidak ada menjadi ada, dan yang tadinya tidak biasa menjadi biasa atau New Normal.

Dalam hal ini Aang menjelaskan mindset sangat penting. “Karena kreatifitas berpengaruh dari pola pikir atau mindset seseorang,” kata pria yang juga sneakerhead itu.

Growth Mindset sangat penting dalam berbisnis (Foto: pixabay) geralt)

Ada suatu hal yang jadi permasalahan dalam cara pandang. Karena ada dua cara pandang manusia yang memang diakui saat ini, fixed mindset dan growth mindset.

Fixed mindset itu cara pandang orang jika menemui kegagalan, lalu menilai itu adalah limit atau batasnya. Seperti contohnya, menurut seseorang warna dari handphone hitam, yang dia tahu handphone ya hitam saja. Dia akan stuck dengan apa yang dia tahu, padahal ada warna lainnya.

Aang menuturkan, jika biasanya orang-orang fixed mindset sulit untuk menerima perubahan atau kritik. Jika dikritik langsung 'baper'.

Namun berbeda dengan orang-orang tipikal growth mindset, yang tidak menjadikan kegagalan sebagai kelemahan. Ibarat kata bukan jadi titik melainkan jadi koma. Jadi begitu dia gagal, dia berpikir bahwa keberhasilan tak ada di titik ini tapi di titik selanjutnya dan terus berproses.

Growth mindset dicontohkan Aang disaat iPhone belum seperti sekarang ini. Dimana saat blackberry dan ponsel dengan keyboard lainyna sangat booming. Kala itu Steve Jobs membuat apple berbeda dari yang lainnya dengan tak menggunakan keyboard.

Hinggar akhirnya saat ini jarang sekali ponsel yang menggunakan keyboard. Itulah yang terjadi, feedback atau kritik selalu jadi bagian dari perbaikan yakni growth mindset.

Survive Ditengah Pandemi

Saat masa pandemi Virus Corona ini, sejumlah industri mengalami penurunan omset yang sangat tajam, terlebih lagi industri F&B seperti Kopi. “Karena itu kamu harus menyiasatinya dengan teknologi yang ada,” ujarnya.

Bagi Aang, ada sebuah tips untuk bisnis kopi bisa Survive di tengah pandemi Virus Corona ini. Salah satunya yakni memanfaatkan media sosial.

"Update social media kamu secara reguler, rata-rata coffee shop kan punya sosial media. Tak perlu setiap hari posting, tapi paling tidak satu minggu 3 kali" tutur Aang.

Selain itu, Aang menyebut pelaku industri kopi juga harus update infornasi saat kondisi seperti sekarang. Di tengah pandemi COVID-19 seperti ini, kamu harus melakukan hal yang relate dengan itu, seperti melibatkan orang untuk melakukan sesuatu.

Dia lantas mencontohan gerakan ”To Go is Not A Crime”, yang dilakukan oleh Aang Sunadji dan grupnya pada customer. Gerakan itu, lanjit Aang merupakan bentuk empati para pelaku industri kopi kepada orang-orang yang ikut terdampak COVID-19.

”To Go is Not a Crime merupakan sebuah gerakan 'jika anda butuh kopi dan makanan yah silahkan to go bukan dine in,” kata Aang

Selain itu Aang menyebutkan ada juga gerakan 'Kopi dari Kami, Ojol dari Kamu'. Menurut dia, gerakan ini adalah di mana para pelaku industri kopi 'membakar uang'. “Kami (pelaku kopi) menawarkan kopi gratis selama 1 jam untuk customer. Jadi para customer hanya membayar gojeknya saja,” imbuhnya.

Dengan begitu driver ojek online pun mendapatkan uang, dan coffee shop bisa memberikan free kopi bagi customer. Campaign tersebut sifatnya community, alias dengan radius jarak yang terjangkau.

Manfaatkan Internet dan Lihat Kesempatan

Menurut data, total warganet di dunia ini telah bisa mendirikan satu negara sendiri, dimana jumlahnya 4,5 miliar orang. itu lebih dari 60 persen penduduk di muka bumi.

Indonesia sendiri berada di peringkat ke-6 besar di dunia tentang pengguna internet. Data mengungkapkan jika lebih dari 90 persen pengguna internet menggunakan untuk jajan. Mereka melakukan transaksi lewat e-commerce seperti shoppe, tokopedia, jd.id dll atau bahkan di instagram.

Hal itulah yang terjadi saat ini, lebih mudah melakukan bisnis, karena saat ini telah siap infrastukturnya di Indonesia.

Growth mindset sangat dibutukan dalam berbisnis (Foto: beangasm.id)

Salah satunya yang sebuah platform yang didirikan oleh Aang Sunadji yakni Beangasm. Di mana Growth mindset nya bekerja, dan membuahkan hasil sebuah platform online atau pasar online khusus kopi. Di mana para roaster dan petani bisa menjual kopinya secara langsung lewat platform tersebut.

Meski demikian, Aang tak menampik jika tak mudah memberitahukan hal itu pada banyak orang. Tapi bagi Aang itu bukan hal yang mustahil. Dia merasa beruntung memulai platform beangasm.id setelah boomingnya sejumlah pasar digital atau e-commerce lain seperti tokopedia dan sejenisnya. (Ryn)

Baca Juga:

Canda, Tawa, Hingga Cinta dari Secangkir Kopi

#MEInang #Virus Corona #COVID-19 #Kopi
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special
Bagikan