Publikasi Gambar AI jadi Pelanggaran Hak Cipta di Jepang

Sabtu, 10 Juni 2023 - Ikhsan Aryo Digdo

PADA 30 Mei 2023 pihak Agency for Cultural Affairs of Japan (ACA) merilis dokumen terkait hubungan antara AI dengan pelanggaran hak cipta. Dokumen tersebut berisikan tentang menggunakan gambar yang sudah dibuat untuk belajar AI serta penggunaan gambar AI secara komersial.

Menurut laman Siliconera, akan ada pelanggaran hak cipta di Jepang bila ada penggunaan AI dalam gambar tanpa izin maupun diperjualbelikan.

Baca Juga:

CEO Spotify Khawatir AI Timbulkan Risiko bagi Industri Kreatif

ACA mengklaim bahwa penggunaan AI tanpa izin dari referensi yang AI garap untuk diubah menjadi satu gambar baru masih bisa digunakan sebagai karya non komersial. Sedangkan bila diperjualbelikan dapat dituntut secara pidana berdasarkan undang-undang yang akan diimplementasi.

Gambar AI yang diambil berdasarkan referensi yang tidak ada izin. (Foto: Pixabay EScience AI Art)

ACA menjelaskan bahwa penggarapan gambar menggunakan AI adalah sebuah tahap perubahan dua atau lebih referensi gambar menjadi satu gambar baru. Sementara gambar yang menjadi referensi ini kebanyakan diambil tanpa izin, dan bahkan beberapa program AI pun tidak memberikan referensi. Hal ini menjadikan perbuatan generasi gambar AI menjadi sebuah tindak kriminal.

Baca Juga:

Main Hati dengan C.AI Bot untuk Mengisi Kekosonganmu

Pihak ACA akan memberikan imbauan kepada satu organisasi melalui seminar dan beberapa kanal, terkait partisipasi terhadap hak cipta bersama para pakar dan pengacara untuk mengedukasi secara publik terkait AI.

Penggarapan gambar menggunakan AI adalah sebuah tahap perubahan dua atau lebih referensi gambar menjadi satu gambar baru. (Foto: Pixabay/EScience AI Art)

Di lain hal, situs seperti DLsite Japan pun sempat menghapus sebagian karya berupa gambar, manga, ataupun short anime yang dibuat menggunakan AI pada platformnya. Sebagian pihak pun dapat melihat beberapa kesalahan yang dibuat AI untuk gambar yang mereka sebarkan, termasuk wajah familier, serta anggota tubuh terlihat aneh.

Keputusan untuk membuat karya AI menjadi pelanggaran hak cipta adalah langkah tepat yang dibuat di Jepang. Sebab sebagian ilustrator yang merilis karyanya akan merugi karena gambarnya digunakan sebagai referensi AI. Bahkan, beberapa ilustrator sulit untuk menjual karyanya yang autentik di program menggambar seperti Adobe Photoshop, Paint Tool SAI, maupun ProCreate.

Apakah kamu ilustrator yang menentang penggarapan karya menggunakan program AI? (dnz)

Baca Juga:

Robot Virtual Bertenaga AI Ditunjuk Jadi CEO

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan