AKP Rahayu Mustikaningsih: Pokoknya Kita Harus Nomor Satu, Melebihi Polisi Laki-laki

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Kamis, 21 April 2016
AKP Rahayu Mustikaningsih: Pokoknya Kita Harus Nomor Satu, Melebihi Polisi Laki-laki

Kasatlantas Cirebon Kota AKP Rahayu Mustikaningsih. (Foto: MerahPutih/Fredy Wansyah)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Peristiwa - Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Cirebon Kota (Ciko) AKP Rahayu Mustikaningsih merupakan sosok tangguh sebagai anggota kepolisian. Rahayu Mustikaningsih membuktikan bahwa perempuan mampu seperti apa yang dicita-citakan oleh RA Kartini.

Di luar keinginannya untuk ketertiban lalu lintas di Kota Cirebon, ia berharap meski Kartini-Kartini muda bisa lebih modern, tapi tidak meninggalkan keluwesan dan kesederhanaannya sebagai perempuan. Berikut merahputih.com sajikan wawancara bersama AKP Rahayu Mustikaningsih dalam rangka peringatan Hari Kartini;

 

Sudah berapa lama Anda berkarier di kepolisian?

Saya sudah berkarier dari tahun 1989. Jadi berapa tahun itu? Sudah bertahun-tahun kan. Dan saya sudah banyak sukanya, daripada dukanya. Dunia polisi ini banyak sekali membawa saya ke dunia sukaan, terutama kesukaan saya melayani masyarakat di Indonesia. Khususnya itu, karena saya pernah dinas di Cianjur, di Cimahi, di Bandung, dan di Cirebon. Yang ternyata saya cintai banget Cirebon ini.

 

Di Cirebon sejak kapan?

Di Cirebon saya baru sejak 19 Maret (2016). Berarti baru satu bulan lebih dua hari.

Terkait awal karier, di tahun 80-an kan polwan tidak sebanyak sekarang. Apalagi budaya patriarki tidak memihak pada perempuan karier, begitu pun di kepolisian.

 

Bagaimana Anda memandang hal itu?

Inilah momen yang tepat, sekarang ini, Hari Kartini. Waktu itu tahun '89, memang masih jarang, tidak seperti sekarang polwan sudah banyak sekali. Itulah keberhasilan seorang Raden Ajeng Kartini. Sebenarnya sudah terlihat waktu itu, wanita-wanita mulai berani menunjukkan diri. Kebanggaan sendiri untuk kita, karena semangat Ibu Kartini itu, menjadikan polwan harus tampil beda. Harus tampil di depan terus, pokoknya kita harus nomor satu, melebihi polisi laki-laki.

 

Cara konkret melewati hari-hari di tengah dominasi polisi laki-laki pada saat itu, bagaimana?

Jadi gini, saya berpikir bagaimana bisa mencuri kesempatan itu. Bagi saya itu adalah kesempatan yang bagus. Masyarakat mungkin tidak awam lagi dengan polki atau polisi laki-laki, makanya saya tampil beda tadi, saya berpikir bagaimana harus lebih dari polisi laki-laki. Cara bergaul saya dengan polisi laki-laki waktu itu, tentunya ini, saya jadi rebutan. Tapi rebutan itu tidak menjadikan saya sombong, malah jadi kebanggan yang harus saya pertanggungjawabkan.


(AKP Rahayu Mustikaningsih. Foto MerahPutih/Fredy Wansyah)

Terkait tanggung jawab, di Cirebon ini bisa dikatakan banyak sekali pekerjaan yang harus dibenahi dalam hal lalu lintasnya. Sebagai Kasatlantas di Kota Cirebon, apalagi sebagi polwan, apa yang akan Anda wujudkan?

Saya tidak merasa itu berat. Karena ini adalah risiko yang harus diterima, dan inilah kesetaraan gender. Tekad saya satu, kita tidak akan bersaing dengan yang lain. Tentunya, tapi saya tidak mau kalah dengan laki-laki. Saya punya visi misi, ingin menjadikan Kota Cirebon ini kota yang tertib lalu lintas.

 

Selama ini kan bisa dikatakan Kota Cirebon lalu lintasnya amburadul. Bagaimana menurut Anda soal itu?

Mungkin begini, pelanggaran pengguna kendaraan di lampu merah, misalnya, mungkin tidak banyak. Hanya karena satu atau dua yang tidak tertib, sehingga dia bisa dikategorikan "wah ternyata masih kayak gitu." Perlu diingat, kita menjadikan 100 persen tertib lalu lintas memang susah. Tapi kita tetap berusaha. Karena tidak mungkin kita tertib semuanya. Ini tidak akan mungkin. Tapi saya bertekad ingin menjadikan Kota Cirebon yang tertib, tentunya kalau ada yang sedikit-sedikit nyeleneh harus menyesuaikan diri. Tentunya ini dari kita sendiri. Dari kita sendiri saya minta kepada masyarakat Cirebon menjadikan dirinya adalah polisi lalu lintas. Sehingga kalau jadi polisi lalu lintas, berpikirnya bahwa saya harus tertib. Saya minta bantuan dan dukungan rekan-rekan seluruhnya dan masyarakat Kota Cirebon. Bahwa tertib lalu lintas harus dimulai dari diri kita, karea itu demi keselamatan kita.

 

Terkait pekerjaan atau semangat karier Anda, bagaimana Anda membagi waktu antara karier dan keluarga?

Dari dulu saya mendapat dukungan keluarga. Anak saya kebetulan satu. Dia kebanggaan saya. Dia sekarang sudah mau koas di kedokteran. Jadi, bagi saya anak nomor satu. Keluarga nomor satu. Dan ini saya bukan hanya didukung dari keluarga kecil saya, tapi juga keluarga besar saya. Ayah saya, ibu saya, dan saudara-saudara saya. Makanya karier saya tetap jalan terus, dan berharap karier saya mulus. Dan anak saya pun bisa berhasil.

 

Pandangan Anda tentang Raden Ajeng Kartini?

Pandangan saya tentang Kartini, Ibu Kartini adalah sosok pendobrak. Wanita-wanita yang sekarang bisa kita lihat banyak sekali kesetaraannya, baik di jabatan fungsional maupun jabatan struktural, kita bisa lihat. Di situ saya langsung lihat, oh Kartini. Jadi langsung saya terngiang akan sosok Kartini. Kalau tidak ada Kartini, apa jadinya kita.

 

Di tengah Hari Kartini seperti ini, apa pesan Anda untuk generasi perempuan saat ini?

Saya mengimbau kepada generasi Kartini, berarti kan yang perempuan ya, selalu lihat sosok kesederhaan Ibu Kartini. Kita boleh maju. Kita boleh modern. Tapi kesederhanaan dan keluwesan seorang perempuan harus tetap dipelajari. Saya minta kepada generasi-generasi Kartini muda penerus bangsa, kita jangan kebablasan dalam bergaul. Sekali lagi, kita boleh maju dan modern, tapi modern yang agamis, yang berakhlak, dan berhati ikhlas. Dan tulus memperjuangkan cita-cita Kartini yang sudah mendahului kita.

 

Satu lagi, terakhir, spesifik dari yang tadi, apa pesan Anda untuk polwan-polwan terhadap sosok Kartini?

Tidak hanya di setiap momen Kartini saja, bahwa kita bisa setara. Sekarang kita bisa menduduki jabatan apa saja. Tentunya didukung dengan keikhlasan, kemampuan, serta ketawakalan. (Fre)


BACA JUGA:

  1. Kartini-Kartini Cilik dari Kota Tangerang
  2. Semangat Kartini, Polwan Cantik Bagi-bagi Snack di Cirebon
  3. 5 Fakta Mengejutkan Tentang Kartini
  4. Rayakan Hari Kartini dengan Sanggul dan Kebaya, Sudah Baca Tulisan Kartini Belum?
  5. Inggit Ganarsih, "Kartini" yang Dilupakan
#Sosok Menginspirasi #AKP Rahayu Mustikaningsih #Polres Cirebon Kota
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Sosok Mbok Yem, ‘Penyelamat’ Pendaki di Puncak Gunung Lawu yang Kini Telah Tiada
Mbok Yem meninggal dunia pada usia 82 tahun, meninggalkan jejak kenangan yang tak tergantikan di hati para pendaki.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 24 April 2025
Sosok Mbok Yem, ‘Penyelamat’ Pendaki di Puncak Gunung Lawu yang Kini Telah Tiada
Fun
Sepak Terjang Jet Lee, CEO OPPO Indonesia hingga Pendiri J&T
Keberhasilan Oppo di Indonesia tidak lepas dari peran seorang visioner, Jet Lee.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 13 Maret 2025
Sepak Terjang Jet Lee, CEO OPPO Indonesia hingga Pendiri J&T
Fun
Jangan Berkecil Hati, 5 Konglomerat Ini Datang dari Keluarga Broken Home
Kondisi broken home tidak menjadi hambatan bagi lima sosok ini untuk capai kesuksesan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 10 Oktober 2024
Jangan Berkecil Hati, 5 Konglomerat Ini Datang dari Keluarga Broken Home
Bagikan