Uniknya Sate Klatak Pak Pong Pakai Tusuk Jeruji Besi

Sate Klatak di RM Sate Pak Pong di Jalan Imogiri Timur Km 10, Jejeran (perempatan Jejeran ke arah barat), Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (22/3). (MerahPutih/Fredy Wansyah)
MerahPutih Kuliner - Umumnya sate ditusuk dengan bambu atau kayu yang dirancang khusus. Berbeda halnya dengan Sate Klatak Pak Pong. Sate Klatak Pak Pong justru menggunakan jeruji besi untuk menasuk sate.
Ada tiga alasan mengapa sate Pak Pong menggunakan jeruji besi.
"Pertama, biar awet bumbunya. Kedua, besi kan penghantar panas, jadi daging satenya mateng sampe dalam-dalamnya. Ketiga, biar unik, jadi daya tarik," papar Navik, General Manager Rumah Makan Sate Pak Pong, saat berbincang dengan merahputih.com, di Jalan Imogiri Timur Km 10, Jejeran, Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (22/3).
Penggunaan jeruji besi ini terbilang aman. Memang, ada saja yang mengkhawatirkan perihal kandungan karat besinya.
"Besi tusuknya aman kok. Kita tiap hari ada perawatannya. Dicuci pakai minyak dan bahan lainnya untuk membersihkan kotoran dan zat-zat lainnya. Terus, besi kalau dipakai terus kan bagus. Yang gak bagus itu besi yang gak dipakai," kata pria yang bertetangga dengan rumah Pak Pong ini.
Besi-besi ini dirancang khusus untuk penusuk sate. Awalnya besi-besi dipesan ke lapak besi, khusus untuk tusukan sate. Demikian pula bila penusuk sate telah rusak, alat besi dipesan lagi ke tempat khusus. "Ya gak sembarang besi juga kan kita pakainya," ujarnya. (Fre)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Libur Panjang, KAI Commuter Yogyakarta Tambah 4 Perjalanan Jadi 31 Trip Per Hari

Heboh Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Nama Tersangka Penyerebot Sudah di Kantong Polisi

Melonjak Signifikan, 47.471 Penumpang Wisatawan WNA Manfaatkan KA di Daop 6 Yogyakarta

Hamzah Sulaiman Berpulang, Seniman dan Pengusaha di Balik House of Raminten
