Triwisaksana: Setahun Ahok Gubernur Nilainya Lima
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari PKS, Triwisaksana menilai Ahok dapat lima dalam setahun pemerintahannya di Jakarta (Foto: Twitter @Triwisaksana)
MerahPutih Megapolitan - Wakil ketua DPRD DKI Jakarta, Triwisaksana menilai dimasa satu tahun memegang kursi kepemimpinan sebagai Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok dianggap imbang dalam memberikan nilai positif dan negatif untuk Jakarta.
"Saya menilainya dapat angka lima. Karena ada tiga hal yang menurut saya positif dan ada tiga hal yang negatif," ucap Triwisaksana saat ditemui wartawan di ruangannya, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (19/11).
Tiga hal positif yang telah dibuat oleh Ahok. Pertama membuat penyusunan anggaran dengan menggunakan sistem e-budgeting. Menurutnya, sistem tersebut membuat anggaran menjadi transparan dan akuntabel.
Kedua, sistem birokrasi yang telah ada dipangkas sedemikian rupa. Hal tersebut membuat masyarakat menjadi lebih mudah dalam mengatur segala perizinan.
"Yang kedua perizinan dibuat satu pintu sehingga memudahkan bagi warga untuk mengurus beragam perizinan," katanya.
Terakhir adalah berbagai kartu yang telah dibuat oleh Ahok untuk warga Jakarta. Dirinya mengakui hal tersebut menguntungkan warga Jakarta. "Yang ketiga kartu pelayanan. Harus diakui lebih baik dari sebelumnya," tandasnya.
Namun selain tiga hal positif yang dipaparkan oleh Sani, terdapat pula tiga hal negatif pada masa kepemimpinan Ahok. Pertama adalah citra kemacetan yang masih melekat pada masa kepemimpinan Ahok.
"Tapi ada catatan kritis. Yang pertama predikat kota termacet di dunia. Bahwa Jakarta itu nomor satu di dunia. Saya kira itu jadi catatan penting. Kalau kita lihat secara real solusinya juga belum kelihatan," tuturnya.
Kedua, Sani menilai jika roda pembangunan kota Jakarta tidak sampai batas maksimal. Bahkan, ia menilai Jakarta memiliki penyerapan anggaran lebih rendah dibandingkan provinsi lainnya.
"Terbukti dari penyerapan anggaran. Tahun ini terbukti baru 34 persen. Paling rendah dibandingkan provinsi lainnya. Padahal itu adalah satu stimulus bagi tersenggaranya roda kehidupan," jelasnya.
Ketiga, Sani menilai hasil catatan buruk dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap mekanisme pengelolaan keuangan Pemprov DKI harus menjadi konsen yang serius.
"Pengelolaan keuangan menurut audit BPK Jakarta, kita punya indikasi kerugian Rp1,5 triliun. Itu enggak lebih baik dari periode sebelumnya dan akhirnya memberikan predikat WDP (wajar dengan pengecualian)," ujar Sani.(yni)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Standar Keselamatan Diduga Tak Dipenuhi, Pemprov DKI akan Evaluasi Seluruh Gedung Setelah Insiden Kebakaran Terra Drone
Pramono Anung Resmikan Embung Lapangan Merah, Klaim Mampu Kurangi Banjir hingga 69 Persen
Buka Donasi Bencana Sumatra, DPRD DKI: Rp 1.000 pun Kami Terima
Kali Ciliwung kembali Meluap dan Rendam Rumah Warga, PSI Minta Pemprov Segerakan Normalisasi
Gubernur DKI Jakarta: Pembahasan UMP 2026 Segera Rampung, Tinggal Finalisasi
Gubernur Pramono Minta Perbaikan Tanggul Jakarta Dipercepat, Libatkan Banyak Kementerian
Jakarta Siapkan Perayaan Natal Meriah, Pramono: Bukan Hanya Ornamen, Tapi Juga Diskon
Jelang Nataru 2025–2026, Gubernur Pramono Pastikan Harga Pangan di Jakarta Stabil
Pramono Anung Instruksikan Antisipasi Cuaca Ekstrem di Jakarta hingga Awal Tahun 2026
Disebut PBB Jakarta Berpenduduk 42 Juta, Gubernur Pramono: Angka Itu Aglomerasi Jabodetabek