Tantang Laksamana Cheng Ho, Syahwat Politik Satria Bergitar Masih Tinggi


Yusril Ihza Mahendra bersama dengan Rhoma Irama di arena Muktamar PBB di Bogor, Jawa Barat. (Foto: Twitter @Yusrilihza_mhd)
MerahPutih Politik - Analis politik Puspol Indonesia Ubedilah Badrun menilai keputusan Rhoma Irama maju mencalonkan diri sebagai Calon Ketua Umum (Caketum) Partai Bulan Bintang layak diritisi.
"Artinya bang Haji (Rhoma Irama_red) masih mempunyai syahwat politik tinggi," kata Ubed saat dihubungi merahputih.com, Sabtu (25/4).
Ubed yang juga bekas aktivis pergerakan mahasiswa 1998 menambahkan, sebelum maju mancalonkan diri sebagai caketum PBB, Satria Bergitar itu juga sudah aktif dalam kegiatan-kegiatan politik. Rhoma juga pernah tercatat sebagai kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP), kemudian ia juga pernah dicalonkan sebagai calon presiden (capres) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam pemilu presiden (pilpres) tahun 2014 silam.
"Saya tidak tahu apa motif bang Haji maju caketum PBB," sambung Ubed.
Ubed yang juga dosen di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menambahkan, seharusnya Rhoma Irama bisa berfikir dalam sebelum masuk dan terjun dalam dunia politik. Sebab dalam pilpres 2014, PKB yang mengusung Rhoma Irama hanya memanfaakan Rhoma untuk mengdongkrak popularitas dan meraup suara PKB.
"Saya heran kenapa Bang haji tidak juga belajar. Padahal ia dulu dikerjai PKB, tapi sekarang malah mau masuk PBB. Saya sarankan kepada Bang Haji agar hati-hati dalam berpolitik," tandas Ubed.
Untuk diketahui dalam Muktamar PBB ke IV di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Rhoma Irama akan bersaing ketat dengan Yusril Ihza Mahendra (YIM). Keduanya akan bersaing merebut pucuk pimpinan PBB.
Selain dikenal sebagai tokoh politik dan pemerintahan, YIM juga dikenal sebagai aktor film. YIM juga pernah memerankan Laksamana Cheng Ho, sebuah film yang berisi perjalanan Laksamana asal negeri Tiongkok yang mengelilingi dunia dan membawa pesan damai.
Sedangkan Rhoma Irama sendiri pernah aktif di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pada pemilu 2014 silam satria bergitar itu dicalonkan sebagai calon presiden (Capres) oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Namun demikian usai pemilu legislatif (pileg) pada April 2014, suara PKB tidak memenuhi ambang batas minimal untuk mengusung Rhoma Irama sebagai capres. PKB sendiri memutuskan diri bergabung bersama dengan poros PDIP mengusung duet Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Atas keputusan Muhaimin Iskandar, Rhoma bersama dengan para pendukungnya meradang dan menarik dukungan. Bahkan beberapa bendera dan atribut PKB dibakar oleh pendukung Rhoma. Bersama dengan para pendukungnya Rhoma mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Namun dalam pilpres 2014, pasangan Prabowo-Hatta dikalahkan duet Jokowi-JK. (bhd)
BACA JUGA:
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
Demo di Indonesia Jadi Sorotan Komisi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yusril Pastikan Penuhi Tuntutan 17+8

Kontroversi Permintaan Amnesti Immanuel Ebenezer, Menko Yusril Beri Update Terbaru

Yusril Sebut Prabowo Tegas Berantas Tambang Ilegal hingga Judi Online Tanpa Pandang Bulu

Menko Yusril Dukung Daud Beureu'eh Jadi Pahlawan Nasional

Pejuang dan Tokoh Pendiri DI/TII Daud Beureueh Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Ini Kiprahnya
Klarifikasi Menko Yusril: Wapres Gibran Tak akan Berkantor di Papua

Menko Yusril Luruskan Wapres Gibran Bukan Pindah Kantor ke Papua, Itu Melanggar UUD
Soal Kematian Juliana Marins, Brasil Diingatkan Jangan Sampai Terjadi Ketegangan Politik dengan Indonesia

Polemik Status Pulau Aceh Tuntas, Yusril Imbau Masyarakat Pahami Aturan Batas Daerah

Penjelasan Yusril soal MoU Helsinki Tak Dapat Jadi Referensi Utama Penyelesaian Status 4 Pulau Antara Aceh dan Sumut
