Siswa Sekolah Bukan Berbasis Komputer Kritik Pemerintah


Sejumlah pelajar mengikuti Ujian Nasional (UN) berbasis komputer di SMA Negeri 70, Jakarta, Senin (13/4). (Foto: Antara/Vitalis YT)
MerahPutih Pendidikan - Pemberlakuan Ujian Nasional (UN) ke 585 sekolah masih dikhawatirkan sekolah yang belum menerapkan Computer Based Test (CBT) atau ujian berbasis komputer. Selain masalah infrastruktur, kesiapan peserta ujian juga harus menjadi perhatian Pemerintah. (Baca: UN 2015, 585 Sekolah Gunakan Sistem CBT)
Salah satu siswa SMAN 77, salah satu sekolah non-CBT, Aulia Marina, mengakui bahwa dirinya belum siap mengikuti UN berbasis komputer. Aulia berharap Pemerintah mempertimbangkan kembali penerapan ujian berbasis komputer. "Soalnya takut salah, jadi kan nggak tenang gitu," kata dia berharap, kepada Merahputih.com, Senin (13/4).
Kepala Sekolah SMAN 77, Endang Srihartini, menyatakan, selain minimnya pengadaan komputer, sosialisasi juga masalah yang perlu dituntaskan. Pasalnya, kesediaan sosialisasi Pemerintah terlalu singkat. (Baca: UN Berbasis Komputer, SMAN 30 Jakarta Pinjam Komputer ke Sekolah Tetangga)
"Saya apresiasi dengan Usulan Pemerintah. Namun, SMAN 77 belum siap melangsungkan UN dengan menggunakan CBT," tuturnya.
Tahun ini Pemerintah mulai menerapkan UN CBT di 585 sekolah di seluruh Indonesia. Semula Pemerintah membatasi hanya 700 sekolah, namun setelah verifikasi hanya ada 585 sekolah yang dinyatakan layak UN CBT. Pemerintah melakukan penilaian hanya berdasarkan pada sistem, bukan kesiapan peserta. Pemerintah melakukan penilaian pada aspek kesiapan server sekolah, teknisi yang menjadi operator komputer CBT, dan aplikasi CBT. (rfd)
Bagikan
Fredy Wansyah
Berita Terkait
Bocor, Mendikdasmen Hilangkan Kata "Zonasi" dan "Ujian"

DPR Saran Sistem Zonasi PPDB Dihapus, Seleksi Balik Berdasarkan Nilai UN
