Serahkan Hasil Bumi, Warga Baduy Disambut Todongan Senjata

Sajian tari dari utusan seniman Yogyakarta anggota Mitra Praja Utama untuk menyambut masyarakat Baduy dalam Seba, MP/ CTR
MerahPutih Budaya - Warga masyarakat suku adat Baduy, melaksanakan ritual Seba, Sabtu (14/5) di Eks Pendopo Gubernur Banten Jl Brigjen KH Syam'un Kota Serang. Dalam ritual tersebut, masyarakat beragama Sunda Wiwitan tersebut menyerahkan mereka menyerahkan hasil bumi dari panen tahun ini, sebagai bentuk pengakuannya kepada pemerintahan yang sah di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ketika datang sekira Pukul 15.00 WIB di lokasi ritual yang juga merupakan Kawasan Cagar Budaya, kelompok masyarakat tersebut ditodong orang bersenjata laras panjang. Namun tentu saja todongan senjata-senjata itu bukan ancaman, karena semua senjata yang ditodongkan adalah mainan belaka, properti para penari yang diundang pihak pemerintah provinsi Banten untuk menyambut kedatangan tamu-tamu kehormatan yang datang setiap tahun.
"Masyarakat Baduy adalah warga terhormat penjaga alam, yang tanpa menggurui mengajarkan kepada kita tentang bagaimana menjadi warga yang memberi, tangannya diatas tidak seperti peminta-minta, itu adalah perbuatan terhormat, karenanya wajar mereka datang kita muliakan dengan hiburan yang tidak melanggar kearifan mereka sendiri," ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov Banten Opar Sochari disela-sela acara penyambutan kedatangan masyarakat Baduy.
Opar Sochari mengatakan, pihak pemerintah provinsi Banten sering mendapatkan kritik dari masyarakat tentang penyambutan Seba Baduy, karenanya berpijak dari kekurangan-kekurangan yang kami simpulkan atas kegiatan seba pada tahun-tahun sebelumnya, orang-orang Baduy yang baru saja tiba dihibur dengan pentas seni yang diperkirakan dapat menghibur mereka.
"Dan reaksinya bisa kita lihat sendiri, setelah menempuh perjalanan jauh dihibur begitu mereka gembira," ujarnya.
Dari keterangan yang didapat dari panitia Seba Baduy 2016, rombongan seniman yang menyajikan tarian-tarian menghibur tersebut, merupakan utusan seniman dari Daerah Yogyakarta, yang merupakan provinsi anggota Mitra Praja Utama yang digagas oleh pemerintah provinsi Banten beberapa tahun lalu. (ctr)
BACA JUGA:
- Kolaborasi Maestro Musik Sunda dan Doulce Mémoire Bikin Hening Teater Kecil TIM
- Teater Cahaya dari Papua, Kisah Teror Naga Jahat
- Teater Cahaya dari Papua, Upaya Melestarikan Seni Indonesia
- Wajah Indonesia dalam Festival Teater Mahasiswa Indonesia
- Dibayar 75 Ribu, Dede Yusuf Tetap Semangat Ikut Teater Wayang