Selama 40 Tahun Sundari Soekotjo Konsisten Nyanyikan Keroncong

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Selasa, 19 April 2016
Selama 40 Tahun Sundari Soekotjo Konsisten Nyanyikan Keroncong

Sundari Soekotjo memberikan arahan kepada tim yang akan mengiringinya di konser Senandung Keroncong Indonesia di Studio Rossi, Jakarta Selatan, Selasa (19/4). (Foto: MerahPutih/Venansius Fortunatus)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Budaya - Dibawa oleh pelaut Portugis saat datang ke nusantara pada abad ke-16, musik keroncong mendapat respon yang sangat baik dari masyarakat Indonesia. Bahkan musik dengan tempo datar ini telah dianggap sebagai musik budaya bangsa yang patut dibanggakan.

Meskipun pernah memiliki masa keemasannya sendiri tahun '30-an hingga '60-an, seiring berkembangnya zaman, musik keroncong pun tersingkirkan oleh aliran musik lainnya seperti pop, jazz, hingga rock.

Namun dengan derasnya aliran musik lain masuk ke Indonesia, penyanyi Sundari Soekotjo tetap bertahan melantunkan lagu-lagu keroncong. Saking cintanya dengan keroncong, wanita kelahiran 14 April 1965 ini telah membentuk sebuah Yayasan Keroncong Indonesia (Yakin) guna mencari penerus penyanyi keroncong.

Perjalanan karir Sundari Soekotjo pun tak bisa dibilang sebentar. Saat kecil dirinya sudah menyukai musik keroncong. Terlebih sang ayah Soekotjo Ronodihardjo sangat mendukung Sundari untuk mendalami musik tersebut.

"Saya ikut lomba tahun '78, lomba festival remaja, jadi finalis saja. Terus tahun '79, saya ikut bintang radio dan TV kategori keroncong tapi untuk dewasa dan saat itu saya dapet juara kedua. Beberapa tahun kemudian saya ikut lagi dan juara pertama," ucapnya di Studio Rossi, Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (19/4).


(Sundari Soekotjo saat latihan jelang konser Senandung Keroncong Indonesia. Foto MerahPutih/Venansius Fortunatus)

Pada tahun 1978, Sundari pernah dilirik oleh ibu negara Siti Hartinah atau biasa dipanggil Ibu Tien Soeharto lantaran suaranya yang merdu. Saat itu, Sundari sedang mengisi acara Hari Pramuka Nasional di halaman Istana dengan mengenakan pakaian pramuka.

Seiring berjalannya waktu, jiwa remaja Sundari mulai tumbuh. Tahun '80-an, selain keroncong, Sundari juga sering melantunkan lagu-lagu pop di televisi. Bahkan Sundari juga pernah bergabung dengan grup musik papan atas kala itu Geronimo. Namun, karena ingin membahagiakan orang tua akhirnya Sundari pun memilih keroncong sebagai jalan hidupnya.

"Waktu itu, kalau saya nyanyi pop ayah saya enggak mau nonton, tapi kalau saya nyanyi keroncong pakai kain itu kepalanya langsung goyang-goyang, jadi semangat. Jadi aku pikir aku mau nyenengin orang tua jadi pilih keroncong, karena bapak ibu kan seneng," ujarnya sambil mengenang.

Selama berkarir sekitar 40 tahun di dunia keroncong, Sundari telah empat kali mengadakan konser. Sosok Sundari Soekotjo pun diakui oleh para musisi sebagai seorang penyanyi yang tetap konsisten. Salah satunya adalah komposer Dwiki Dharmawan.

"Beliau itu orangnya konsisten dan patut dibanggakan. Beliau itu sosok Kartini zaman sekarang di bidang seni budaya," ucap Dwiki kepada merahputih.com di tempat yang sama.

Saat ini, selain menjadi seorang penyanyi, Sundari bersama anaknya Intan Soekotjo aktif dalam mengelola yayasannya. Ia berupaya mencari generasi baru dari para pemuda untuk menyanyikan keroncong. (Yni)


BACA JUGA:

  1. Keberanian Sundari Soekotjo dalam Senandung Keroncong Indonesia
  2. Sosok Gesang di Mata Sundari Soekotjo
  3. Perkenalkan Keroncong Pada Anak Muda Harus Lewat Inovasi
  4. Keroncong, Musiknya Para Pelaut Portugis
  5. Senandung Keroncong Indonesia
#Senandung Keroncong Indonesia #Sundari Soekotjo
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Bagikan