Satu Tahun Jokowi-JK, Kehidupan Umat Beragama Paling Buruk Sepanjang Sejarah
Jokowi-JK
Merahputih Peristiwa- Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Natalius Pigai, menilai ancaman terhadap kerukunan umat beragama saat ini berada pada titik terendah.
Hal ini terlihat dari sejumlan kasus intoleran yang dinilai menjadi ancaman keharmonisan umat beragama.
"Kasus Tolikara, Aceh Singkil, dan kasus lain disejumlah daerah bukti riil, ancaman tersebut," ungkapnya, kepada merahputih.com. Rabu (21/10).
Diakuinya, sejumlah kasus itu merupakan yang terburuk sepanjang sejarah bangsa ini.
"Memang sebelumnya ada sejumlah kasus kerusuhan antar umat beragama, namun soal perlindungan umat beragama, saya menilanya ini adalah yang terburuk."
Natalius mangakui ini yang terburuk sebab warga sudah mengambil alih peran pemerintah soal perizinan pendirian rumah ibadah.
"Itu wewenang pemerintah, bukan wewenang warga, pembakaran dan perusakan rumah ibadah adalah pelanggaran serius, dan pembiaran yang dilakukan pemerintah merupakan pelanggaran HAM, sebab sudah mengangkangi hak privat sekelompok umat," terangnya.
Dia menambahkan periode ini menjadi yang terburuk, bukan berarti kejadian serupa tidak pernah terjadi pada masa lalu. "Ancaman kerukunan umat beragama terjadi pada pemerintahan sebelumnya, namun perlindungan terhadap pemeluk beragama juga dilakukan, saat ini warga dengan sewenang-wenang merusak dan membakar sejumlah rumah ibadah.
sementara itu, berdasarkan data yang dirilis Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak kekerasan (Kontras) setahun terakhir, tercatat setidaknya terjadi 10 kasus pelanggaran HAM terhadap hak kebebasan beragama dan berkeyakinan. Pola dan bentuknya masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni pelarangan, perusakan dan penutupan tempat ibadah, intimidasi, ancaman terhadap ibadah keagamaan atau aliran kepercayaan, dan pembiaran aparat kepolisian masih terjadi.
Beberapa kasus menonjol di antaranya peristiwa pembakaran Masjid di Tolikara yang berujung pada penembakan jamaah gereja Gidi. Kasus ini juga tidak dapat dilepaskan dari lambannya respons kepolisian setempat terhadap potensi bentrok yang sebelumnya sudah diinformasikan.Kasus menonjol lainnya adalah penutupan rumah ibadah Ahmadiyyah di Tebet, Jakarta Selatan.
Kasus yang baru saja terjadi adalah penyerangan, perusakan dan pembakaran geraja di Singkil Aceh. Kasus ini tidak terlepas dari kebijakan diskriminatif Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil terkait rencana pembongkaran gereja yang menimbulkan penyerangan dan pembakaran gereja oleh massa intoleran.(fdi)
Baca Juga:
- Setahun Jokowi-JK, Bubarkan Petral Hingga Beroperasinya TPPI
- Satu Tahun Jokowi-JK, Fahri Hamzah: Jokowi Tidak Konsisten
- Satu Tahun Jokowi-JK Umat Beragama Dalam Posisi Titik Nadir
- Satu Tahun Jokowi-JK, Pemerintah Lemah Terhadap Upaya Pemberantasan Korupsi
- Jelang Satu Tahun Jokowi-JK, Manajemen Pemerintahan Buruk
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
Roy Suryo Cs Dijadikan Tersangka Kasus Dugaan Hoaks Ijazah Palsu Jokowi, Ketum MUI : Pelajaran agar tak Gampang Caci Maki Orang Lain
Eddy Soeparno Tegaskan Presiden Prabowo tidak Dikendalikan Jokowi
Polisi Tunggu Kedatangan Roy Suryo, Segera Diperiksa sebagai Tersangka Kasus Ijazah Jokowi
Sudah Kantongi Barang Bukti, Polisi Sebut Tersangka Edit hingga Manipulasi Ijazah Jokowi
Roy Suryo Jadi Tersangka Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Polda Metro Jaya: Terbukti Sebarkan Hoax
Polisi Tetapkan 8 Tersangka Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Salah Satunya Berinisial RS
Nasib Laporan Jokowi Terkait Ijazah Palsu ke Polda Metro Ditentukan Hari Ini
Penentuan Penerus Takhta Kerajaan Surakarta, Jokowi Tolak Ikut Campur
Ini Kata Jokowi Soal Rencana Pemberian Gelar Pahlawan Nasional ke Soeharto
Prabowo Bantah Takut dengan Jokowi, Minta Rakyat Hormati Mantan Presiden