Rupiah Melemah Jadi Peluang Tingkatkan Ekspor


Presiden Jokowi memaparkan kinerja dan tantangan sektor ekonomi dalam Silaturahim dengan Dunia Usaha yang diselenggarakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di JCC, Kamis (9/7). (foto Antara)
MerahPutih, Bisnis-Presiden Joko Widodo meminta para pengusaha eksportir memanfaatkan pelemahan rupiah terhadap dolar AS dengan membuka pasar baru. Presiden menegaskan bahwa posisi Rupiah di angka Rp13.400-Rp13.500 per dolar justru sangat bagus untuk ekspor, namun karena ekonomi Indonesia tertumpu pada sektor konsumsi sehingga bermasalah.
"Oleh sebab itu, saya sampaikan berkali-kali ingin membalikkan, dari tumpuan konsumsi domestik kepada bidang-bidang yang produktif," kata Presiden saat berpidato dalam pencanangan Gerakan Peningkatan Ekspor Tiga Kali Lipat di Terminal Peti Kemas Makassar PT Pelindo IV, Senin (3/8) seperti dikutip dari Setkab.go.id.
Jokowi berada di Makassar untuk membuka Muktamar Muhammadiyah ke-47 yang resmi dibuka hari ini. Selain itu, meresmikan pelepasan ekspor sejumlah komoditas unggulan Pemerintah Provinsi Sulsel di pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel),
Ekspor tersebut meliputi 27 komoditas termasuk Virgin Coconut Oil (VCO) kualitas Gold dengan nilai Rp 1,201 triliun. Khusus untuk VCO, akan dikirim ke Jepang, yang menjadikan komoditas ini primadona. Selain Jepang, komoditi Sulsel juga diekspor ke 24 negara meliputi 333 peti kemas.
Dalam kesempatan yang sama, mantan Walikota Solo itu meminta pengusaha jangan mengeluh. Presiden justru menantang pengusaha untuk gigih bertarung, terutama pada saat perekonomian melesu.
“Saya malas lihat pengusaha yang suka mengeluh. Sekecil apa pun peluang harus dimasuki,” kata Presiden Jokowi.
“Ekonomi melambat tapi jangan membuat kita kehabisan akal, Provinsi di Indonesia harus mampu menangkap peluang yang ada untuk mampu berdaya saing,” pesan Jokowi."
Presiden Jokowi berpesan agar para pengusaha dan eksportir memanfaatkannya dengan membuka pasar ekspor baru. Selama Indonesia hanya memfokuskan pasar-pasar tradisional, seperti Amerika, Eropa, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan menjadi tujuan ekspor. Sementara, beberapa negara di Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah dan negara-negara lainnya memberikan peluang komoditas dan produk dari Indonesia.
Minggu depan mulai dikirim utusan-utusan dagang ke negara yang sebelumnya tidak pernah kita lihat sama sekali," katanya. (Luh)
Baca Juga:
Ekspor ke Tiongkok Menurun Picu Lambatnya Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Laju Pertumbuhan Ekonomi 2015 Hanya 5%
BI Optimis Pertumbuhan Ekonomi Semester II Meningkat
Pertumbuhan Ekonomi Sudah Terpuruk Sejak Era SBY
Bagikan
Berita Terkait
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK

Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat

H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi

Hari Kerja Terakhir di Istana Negara, Jokowi Bicarakan Proses Transisi Pemerintahan

Mitos Seputar Pohon Pulai yang Ditanam di Istana Negara oleh Jokowi

[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres
![[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres](https://img.merahputih.com/media/8e/c3/68/8ec368373b1f5bed8e9627aeb68c36e7_182x135.jpeg)
Di Penghujung Jabatan, Jokowi Bentuk Korps Pemberantasan Korupsi Polri

Gantikan Heru Budi, Sekda Joko Ditunjuk Jadi Plh Pj Gubernur Jakarta

Presiden Berhentikan Heru Budi sebagai Pj Gubernur, Diganti Teguh Setyabudi
