Risiko Tak Sesuai Honor, Penjaga Pintu Kereta Api Tetap Mengabdi


Edi Djunaedi (kanan), penjaga palang pintu rel kereta api, Jalan Pipa Gas Pertamina, Depok, Senin (14/12). (Foto: MerahPutih/Noer Ardiansjah)
MerahPutih Megapolitan - Risiko yang diterima Edi Djunaedi, seorang penjaga pintu kereta api, memang tidak seusia dengan honor minimnya. Meski begitu, honor bukan menjadi penghalang bagi Edi untuk mengabdi.
Bukan hanya Edi, rekan sejawatnya yang biasa menjaga perlintasan kereta api itu juga menuturkan bahwa honor bukan lah penghalang bagi mereka untuk terus menjaga perlintasan.
"Biasanya, kita dapat antara Rp 75.000 sampai Rp 100.000, Mas. Dan itu dibagi sama yang bantu," jelas Edi kepada merahputih.com di sela-sela pekerjaan sukarelanya di Jalan Pipa Gas Pertamina, Depok, Senin (14/12).
Kendati honornya terbilang kecil, bagi Edi, itu sudah menjadi rezekinya yang patut disyukuri. "Namanya rezeki, kan ya, kita ga bisa nentuin. Syukuri aja," ucapnya.
Selain itu, kata Edi, pendapatannya itu sangat dipengaruhi dengan banyaknya pengendara yang melintasi daerah tersebut. Jika pengendara yang melintas banyak, hasilnya akan lebih. Pun sebaliknya.
"Pendapatannya dari pengendara mobil dan motor. Semakin banyak yang melintas dan bayar, otomatis akan semakin bertambah juga penghasilan kita. Begitu sebaliknya," tambah Edi.
"Mencari pekerjaan susah, Mas. Harapan sudah ga ada. Makanya kita tetap bertahan di sini (bekerja sebagai penjaga pintu kereta api). Ya, pokoknya, cukup ga cukup dengan hasil segitu, ya syukurin aja," tutupnya. (Ard)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
SisBerdaya dan DisBerdaya 2025 Gandeng 5.000 UMKM Perempuan, Beri Dampak Nyata untuk Ekonomi Indonesia

Perjuangan Ibu Pedagang Serabi asal Tebing Tinggi, Menabung Belasan Tahun hingga Berangkat Haji di 2025

Perjuangan Richard Scoyler, Seorang Ahli Patologi yang Selamatkan Nyawa Ribuan Orang, Tapi Justru Kena Kanker Otak yang Tak Bisa Disembuhkan

BTS Jadi Inspirasi Remaja Lawan Depresi
