Presiden Minta Bantuan PBNU Tenangkan Rakyat

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj dan Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin menjawab wartawan seusai diterima Presiden Jokowi, di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/8). (Foto: Setkab.go.id)
MerahPutih Nasional - Rupiah yang terus melemah atas dolar akibat pengaruh ekonomi global telah makin meresahkan publik Indonesia. Untuk menghindari keributan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai harus meminta bantuan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk menenangkan rakyat.
Seperti dikutip dari Setkab.go.id, Presiden memang mengakui kacaunya ekonomi global telah membuat keadaan di dalam negeri makin memprihatinkan. Oleh karena itu Presiden merasa perlu adanya upaya-upaya yang lebih intensif dan perlu adanya kesabaran dalam menghadapi kondisi ekonomi skarang ini.
Kepada pengurus PBNU periode 2015-2020 yang menghadapnya di Istana Negara, Jakarta pada Kamis (27/8), Presiden meminta bantuan para kiai itu untuk menenangkan masyarakat, terutama agar warga Nahdliyin tenang, tidak panik menghadapi ekonomi yang sedang melemah ini, memberikan pemahaman kepada mereka bahwa ini akibat ekonomi global, dan memberikan rasa optimisme kepada warga NU, jangan sampai menjadi orang putus asa.
“Kita harus tetap optimistis. Insya Allah pemerintah akan berupaya keras, sebulan dua bulan, tidak lama lagi bisa selesai,“ kata Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj seusai melaporkan hasil Muktamar PBNU di Jombang, Jatim, kepada Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/8).
Said Aqil mengharapkan warga NU agar terus kerja keras, karena Presiden tetap mengupayakan agar kebutuhan pangan dan bahan pokok lainnya tetap tercukupi. “Presiden akan mempertahankan harga bahan pokok dan BBM, tidak akan dinaikkan,” jelas Said.
Baca juga:
Destry Damayanti Lelah Jadi Ketua Tim Pansel KPK
Pansel KPK Belum Temukan Capim KPK Ideal
Kemenko PMK: Alokasi Anggaran Website Revolusi Mental Maksimal Rp200 Juta
Poros Muda Golkar: Krisis Ekonomi Bisa Picu Kerusuhan Rasial
Bagikan
Berita Terkait
Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan

PBNU Instruksikan Jaga Stabilitas Nasional, Tidak Terprovokasi Isu Memecah Belah

PBNU Bangun 1.000 Titik SPPG, 10 Dapur Diklaim Siap Beroperasi

Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Konferensi Pesantren Ditutup, Hasilkan Empat Rekomendasi Utama

Reaksi PBNU saat Tahu Pengurusnya Jadi Komisaris Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat hingga Dituding Terima Uang

ASEAN Kembali Hidupkan Usulan Penggunaan Mata Uang Lokal Lawan Dominasi Dolar

Kenang Paus Fransiskus, Ketum PBNU: Kasih Sayang kepada Umat Manusia Tanpa Memandang Etnis dan Agama adalah Teladan Paripurna

Ketua PBNU Ingatkan Umat Tak Beri Ruang untuk Pemecah Belah dan Penyebar Kebencian

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK
