Pernah Ditipu Warga, Ahok Ogah Tunda Penggusuran


Ahok mengunjungi stasiun tanah abang sebelum ke pasar blok G. (MerahPutih/Restu Fadilah)
MerahPutih Megapolitan - Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok enggan menunda-nunda penertiban rumah liar di kawasan Taman Sari dan Pademangan. Hal tersebut dikarenakan, dirinya merasakan trauma terhadap kejadian penggusuran yang dilakukan beberapa waktu lalu terhadap Waduk Pluit.
"Ini mental orang yang mau cari untung, ya udah kita masih terus bongkar. Ada orang yang urus naik Fortuner loh. Kita intip kok, tau datanya dia siapa, aktivis mana, lulusan mana. Ini kan kayak mau main politik supaya kita takut. Supaya saya dibuat takut enggak dipilih jadi gubernur lagi. Saya enggak peduli. Semakin anda main politik, semakin saya gusur," ungkapnya di Balai Kota, Jakarta, Kamis (28/5).
Lebih lanjut Ahok mengatakan, kasus ini serupa dengan Waduk Pluit. Ketika itu warga Waduk Pluit yang digusur semuanya ditampung dan dimasukkan ke Rusun. Namun ternyata mereka bukan semuanya warga Jakarta melainkan para penyewa. Bahkan pasalnya, Pemprov DKI Jakarta sempat ketipu ketika melakukan penggusuran yang dilakukan beberapa waktu lalu.
"Nah dia pintar, minta tunda sebulan untuk bongkar sendiri. Saya pikir dia baik hati, ternyata satu bulan itu dia mau mengusir yang nyewa. Yang sewa itu kan enggak ada KTP Jakarta, dia suruh pergi dulu. Misalnya kamu punya sewaan 10 kamu sewa buat orang luar Jakarta, kalau 10 kita hitung enggak dapat rusun dong, nyewa. Sebulan dia masuk-masukin orang dia dulu nih yang punya KTP Jakarta, sebetulnya dia punya rumah. Nah makanya begitu kita mau gusur, 10 ini dapatlah jatah 10 rusun," ujarnya.
Ahok mengatakan, orang yang benar-benar tidak memiliki rumah karena dibongkar dan diberikan rusun, tentu mereka akan langsung menempati rusun tersebut. Sementara, ketika ditemui dalam kasus Waduk Pluit itu mereka tidak menempati langsung, melainkan mencari yang mau menyewa dan yang mau membeli rusun tersebut.
"Kalau enggak ada yang mau, dia tutup pintu gorden, nyalain lampu, supaya kesannya ada orang. Nah ini modelnya kita segel. Kita dapat sudah ribuan yang segel kayak gitu. Jadi pola ini kita sudah hapal. Pola permainan orang yang dudukin ini terutama orang yang punya lahan. Nah, cara ini juga kami lakukan saat ini," tandasnya. (rfd)
BACA JUGA:
Dampak Relokasi, PKL Monas Tak Dapat Pembeli Selama Empat Hari
Didemo Warga, Ahok Tetap Lakukan Penggusuran
Dampak Relokasi, PKL Monas Tak Dapat Pembeli Selama Empat Hari
Bagikan
Adinda Nurrizki
Berita Terkait
Ditreskrimum Ungkap 15 Tersangka Kasus Pembunuhan Kacab Bank BRI di Jakarta

12 RT di Jakarta Selatan Banjir, Ketinggian Sampai 70 Centimeter

Kapuk Jakbar KLB Campak, Jakarta Temukan Lonjakan Ratusan Kasus Sejak Awal September

Petugas Damkar Retak Tangan Saat Padamkan Kebakaran Senen, Rumah 214 Orang Ludes

Siap-Siap! Hasil Seleksi Awal Pemadan Kebakaran Jakarta Diumukan Rabu (17/9)

TB Simatupang Macet Parah, Uji Coba Tol Gratis Gerbang Fatmawati 2-Lebak Bulus Dimulai Sore Ini

Cuaca Jakarta 14 September 2025: Seluruh Wilayah Diprediksi Berawan, Ini Imbauan dari BMKG

Uji Coba Operasional RDF, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Minta Pengelola Undang Warga

4 RT di Jakarta Selatan Terendam Banjir, Jumat (12/9) Malam

Angkot Pasar Minggu-Pondok Labu Hancur Tertimpa Tiang Listrik Terseret Pohon Tumbang
