Peristiwa Gedoran Tak Jauh Berbeda dengan Tragedi Mei 98


Ferdy Jonathans keluarga korban Gedoran
Merahputih Budaya- Peristiwa Gedoran menyimpan banyak fakta yang tak terungkap. Bak peristiwa kerusuhan 1998 Gedoran berlalu ditelan waktu.
Berdasarkan pengakuan salah seorang keluarga korban peristiwa Gedoran, Ferdy Jonathans, Peristiwa Gedoran tidak jauh berbeda dengan Tragedi Mei '98, di mana terjadi penjarahan habis-habisan pelaku Gedoran terhadap Kaum Depok.
Ia mengatakan cerita yang berkembang di pelbagai portal informasi, masih terlalu menyudutkan Kaum Depok yang juga merupakan pribumi.
"Sama persis (Peristiwa Mei '98). Saya katakan semi penjarahan. Dan kami pun, memakluminya. Pada saat itu, kehidupan masyarakat luas sedang susah. Sedangkan kami, berkecukupan," paparnya.
Peristiwa Gedoran tambahnya, banyak sejarah yang disembunyikan. Bahkan, istilah pengkhianat Indonesia yang sempat disematkan kepada keturunan duabelas marga itu, menambah luka perih Ferdy dan yang lainnya.
Adapun keduabelas marga tersebut adalah Bacas, Isakh, Jacob, Jonathans, Joseph, Laurens, Leander, Loen, Samuel, Soedira, Tholense, dan Zedokh.
"Iya. Dari duabelas marga keturunan, akhirnya berkembang biak. Namun, untuk sekarang, marga Zedokh sudah tidak ada. Karena ia mempunyai anak wanita. Silsilah sudah putus," jelas Ferdy.
Terkait cerita kontroversi Peristiwa Gedoran, Ferdy berharap ke depannya sejarah yang sebenarnya akan terungkap. Selain itu, masyarakat Depok bisa meredam luka lama dengan persatuan keberagaman.
"Kami selaku korban sudah memaafkan sejak lama. Namun, kami tidak akan melupakan peristiwa memilukan itu," harapnya. (Ard)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global

Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet Bagi Wisatawan Mancanegara

Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI

Menbud Pastikan Pacu Jalur yang Kini Viral Sudah Lama Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Nasional

Bantah Fadli Zon, Komnas HAM Ungkap Bukti Kekerasan Seksual saat Peristiwa Mei 98

Fadli Zon Wacanakan Proyek Penulisan Ulang Sejarah, Setara Institute: Manipulatif dan Cari Sensasi

Fadli Zon ‘Dibully’ karena Sebut Pemerkosaan Massal 1998 Tak Terbukti, Istana : Jangan Buru-buru ‘Divonis’

Pernyataan Fadli Zon Bak Petir di Siang Bolong! Sejarah Kelam Mei 98 Dicabik-Cabik, Perempuan Bangsa Murka

Pemprov DKI Segera Rampungkan Perda yang Melarang Ondel-ondel Ngamen di Jalan, Rano Karno: Mudah-mudahan Sebelum HUT Jakarta

Wajah Baru Indonesia Kaya Konsiten Usung Budaya Indonesia dengan Konsep Kekinian
