Pemerintah Tidak Akan Bayar Tebusan Kepada Penyandera 14 WNI
Presiden Joko Widodo meninjaun barisa pasukan dalam rangka HUT TNI Ke-70 di Pantai Indah Kiat, Cilegon, Banten, Senin (5/10). (MerahPutih Foto/Venan Fortunatus)
MerahPutih Nasional - Presiden Joko Widodo menegaskan pemerintah tidak akan memenuhi tuntutan kelompok Abu Sayyaf di Filipina yang menyandera 14 Warga Negara Indonesia. Pemerintah RI tidak pernah berkompromi dengan hal-hal seperti itu.
“Tidak ada urusan dengan uang tebusan. Memang kita ingin agar sandera itu segera bisa dilepas tetapi kita juga harus sadar bahwa itu berada di negara lain. Kalau kita mau masuk ke sana juga harus ada izin, kalau kita mau menggunakan TNI kita juga izin,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (26/4) siang seperti dilansir Setkab.go.id.
Presiden mengingatkan, Pemerintah Filipina pun juga harus mendapatkan persetujuan dari parlemen sebelum melakukan aksi pembebasan sandera. Menurut Presiden, kondisi ini memang sangat menyulitkan Indonesia. Namun, Jokowi menegaskan pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi dengan pemerintah Filipina, dan dengan melalui jaringan yang dimiliki.
“Sampai saat ini sandera masih baik kondisinya,” tegasnya.
Presiden juga mengingatkan, bahwa persoalan membebaskan sandera tidak semudah itu. Ia meminta jangan memudahkan persoalan karena tentara Filipina telah mengepung lokasi yang diduga sebagai markas kelompok milisi Abu Sayyaf.
“Kita tahu kemarin sandera sudah dipindah lagi ke tempat lain. Pindah-pindah sandera juga menyulitkan kita, tetapi insya Allah akan segera kita selesaikan,” jelasnya.
BACA JUGA:
- Pemerintah Tak Kerahkan Tentara Untuk Bebaskan Sandera Kapal di Filipina
- 10 WNI Disandera, DPR Desak Pemerintah Tak Penuhi Permintaan Abu Sayyaf
- 10 WNI Disandera Abu Sayyaf, Menlu: Keselamatan Mereka Prioritas Kami
- Pria Bersenjata Culik Turis di Filipina
- Aksi Heroik Kopassus Bebaskan Sandera Garuda Tahun 1981
Bagikan
Berita Terkait
Topan Kalmaegi Bergerak ke Kamboja, Tewaskan 193 Orang di Filipina dan Vietnam
Topan Kalmaegi Tewaskan 142 Orang, Presiden Filipina Tetapkan Status Darurat Nasional
Topan Kalmaegi Akibatkan 114 Orang Meninggal dan 127 Orang Hilang di Filipina
Filipina Diamuk Topan Kalmaegi, 114 Orang Tewas dan 127 Hilang
BUMN Indonesia Menang Kontrak Proyek Malolos-Clark Railway di Filipina, Nilainya Rp 3,16 T
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
8 Orang Tewas, 22 Ribu Penduduk Terpaksa Mengungsi Menyusul Badai Tropis Fengshen yang Terjang Filipina
Gempa Filipina Ibarat ‘Bom Waktu’, Kemenlu RI Peringatkan WNI Waspada
BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami di Indonesia, Imbas Gempa M 7,6 Perairan Filipina
Gempa Magnitude 6,9 Guncang Filipina, 20 Orang Dilaporkan Tewas