Pemerintah Terlambat Antisipasi Tren Perlambatan Ekonomi

Luhung SaptoLuhung Sapto - Kamis, 09 Juli 2015
Pemerintah Terlambat Antisipasi Tren Perlambatan Ekonomi

Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Darmin Nasution memaparkan masalah ekonomi dalam acara Silaturahim dengan Dunia Usaha di JCC, Jakarta, Kamis (9/7). (foto Antara/Yudi Mahatma)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih, Bisnis-Lesunya harga komoditas di pasar global telah secara signifikan menurunkan pendapatan dan daya konsumsi masyarakat Indonesia. Hal itu terutama terjadi di daerah luar Pulau Jawa, yang pergerakan ekonominya sangat mengandalkan ekspor komoditas dan bahan mentah.

"Harga komoditas sangat berpengaruh bagi penduduk di Pulau Kalimantan dan Sumatera. Bahkan kita melihat ekspor hasil tambang mencatatkan pertumbuhan negatif di beberapa daerah, seperti Riau dan Kalimantan Timur," ujar Ketua Umum Ikatan Ahli Sarjana Ekonomi Indonesia Darmin Nasution dalam "Silaturahmi dengan Dunia Usaha, Presiden Menjawab Tantangan Ekonomi" di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (9/7) seperti disitat Antara.

Imbasnya, kata Darmin, sangat terasa bagi Indonesia karena sejak 2006 sektor usaha dan industri mengandalkan ekspor komoditas daripada menggiatkan industri manufaktur. Ketika harga komoditas itu menurun, konsumsi domestik, yakni konsumsi masyarakat dan swasta pun terganggu.

Ketika tren perlambatan ekonomi domestik terus terjadi, dunia usaha mengharapkan Pemerintah membuat stimulus kebijakan fiskal. Namun, lambannya realisasi program-program yang dibiayai APBNP 2015 membuat antisipasi perlambatan ekonomi tidak maksimal.

Darmin menyebutkan realisasi belanja pemerintah pusat dari APBNP 2015 tercatat 33,1 persen hingga semester I 2015. Sementara target pertumbuhan ekonomi Indonesia dipatok 5,7 persen sesuai APBNP 2015, namun pertumbuhan di triwulan I hanya mencatatkan 4,71 persen.

Di sisi lain, berbagai lembaga keuangan internasional telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, didorong oleh keberlanjutan perlambatan ekonomi global, dan realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan I 2015 yang di jauh di bawah ekspetasi.

Sebagai kesimpulan, Darmin memaparkan beberapa solusi dari ISEI. Pertama, menjamin ketersediaan pangan dan bahan pokok. Pemerintah juga diminta menjaga fluktuasi harga yang bisa berdampak pada kemiskinan. Kedua, menjaga nilai tukar rupiah agar tidak terlalu berfluktuasi terhadap sentimen dunia.

Ketiga, mendorong masyarakat untuk menabung. Dan, keempat target penerimaan pajak APBNP 2015 semester I meleset. Menurut Darmin, hal ini perlu dievaluasi. "Mungkin karena kurang siap atau targetnya terlalu tinggi," jelas mantan Deputi Gubernur BI ini. (Luh)

Baca Juga:

Belanja Pemerintah Jadi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi 2015 

Ekspor ke Tiongkok Menurun Picu Lambatnya Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

BI Koreksi Bank Dunia Terkait Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

 

#Perlambatan Ekonomi
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Bagikan