Pedagang Buku Khawatir Bangkrut Karena Digitalisasi Buku
Pusat buku Shopping Center Jalan Senopati Nomor 3, Yogyakarta. (Foto: MerahPutih/Fredy Wansyah)
MerahPutih Budaya - Era internet semakin berkembang. Kota dan desa telah tersambung internet. Penggunanya pun semakin bertambah setiap tahunnya. Hal ini seiring perkembangan teknologi gadget, sehingga memudahkan orang mengakses internet.
Sejak awal kemunculan internet di Amerika, tahun 90-an, diperkirakan akan ada perubahan tradisi membaca. Orang lambat laun beralih membaca e-book (buku digital) dan meninggalkan buku cetak. Diperkirakan pula, hal ini mengakibatkan pendapatan kelompok masyarakat yang selama ini hidup dari jual beli buku maupun produksi buku.
M Ashar Rahmat, pedagang buku di Shopping Centre, Yogyakarta, mengakui perubahan tradisi membaca tersebut. Menurutnya, jual beli buku stagnan. Padahal, jumlah kelompok masyarakat yang membutuhkan buku setiap tahun meningkat, seperti mahasiswa.
"Ada perubahan itu, cuma gak terasa sekali. Kalau diamati, misalnya, jumlah penduduk bertahah, jumlah mahasiswa meningkat, harusnya penjualan buku juga ikut meningkat," papar Ashar di toko bukunya, Toko Buku Empat Putra, Shopping Centre, Yogyakarta, Rabu (18/5).
M Ashar tidak hanya sekadar membuka toko buku. Ia mengaku memiliki jaringan pedagang-pedagang kecil lainnya atau disebut reseller. Penjualan bukunya terbantu dengan adanya reseller, yang mencapai 5 hingga 7 orang. Bila budaya baca buku berubah, menurut Ashar, dampaknya pun akan dirasakan para resellernya. Belum lagi para penerbit buku.
Namun, bagi Ashar, selama digitalisasi buku untuk meningkatkan minat baca, ia tidak mempermasalahkannya. Asal, pelaku industri buku digital mengikuti aturan main. Di antaranya, memahami pentingnya hak cipta dan menjalankan UU ITE.
"Kalau pemerintah mendukung digitalisasi, dua hal yang harus diperhatikan untuk menyelamatkan industri buku (cetak). Pertama, perhatikan hak cipta. Kedua, hapus pajak penerbitan buku, yang mencapai 35 persen itu. Di negara lain, kayak Venezuela, negara bisa bertanggungjawab mencetak buku. Intinya, regulasi diperbaiki," katanya dengan tegas. (Fre)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Anti Mainstream! Huawei Mate 80 Bakal Hadir dengan RAM 20GB, Rilis Akhir November 2025
RedMagic 11 Pro Lolos TKDN Kemenperin, Kapan Diresmikan di Indonesia?
POCO F8 Ultra Sudah Muncul di Geekbench, Berikut Spesifikasi Lengkapnya
Samsung Galaxy S26 Bakal Dilengkapi RAM 12GB, Segera Diperkenalkan di CES 2026
Beda dengan Versi China, OPPO Reno 15 Dibekali Snapdragon 7 Gen 4
OPPO Reno 15 Pro Muncul di Sertifikasi TDRA, Siap Meluncur Global Akhir 2025
Huawei Sedang Kembangkan HP Lipat Lagi, Siap Jadi Pesaing Baru iPhone Fold
iPhone 18 Pro Max Diprediksi Jadi HP Terberat Apple, Bakal Bawa Face ID Bawah Layar
JBL Hadirkan BandBox, Speaker dan Ampli Berbasis AI untuk Musisi Modern
POCO F8 Pro dan F8 Ultra Segera Meluncur, Diprediksi Cuma Bawa Baterai Kecil