Papua Daerah Rentan Konflik Tertinggi pada Pilkada Serentak
Sejumlah penari dari provinsi Papua memperagakan tarian Mambri dalam acara festival budaya Melanesia di Kupang, NTT Rabu (28/10) malam. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
MerahPutih Peristiwa - Papua merupakan daerah dengan kerentanan konflik tertinggi di Indonesia, khususnya pada saat digelarnya pesta demokrasi berupa pemilihan umum (pemilu), Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2015 Desember mendatang. Menurut Titi Anggraini, Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), bahwa kerentanan konflik di Papua berdiri di atas pondasi masalah yang kompleks.
"Misalnya perdamaian negatif yang bertahan dengan dampak tingkat kemiskinan yang tinggi, politik perwakilan yang menghadirkan Majelis Rakyat Papua dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) yang tidak utuh. Kebijakan yang tidak sepadan dengan budaya lokal, ekstraksi sumber daya alam yang tidak seimbang, serta pendekatan represif keamanan yang kerap menjadi pilihan pemerintah dalam menghadapi sparatisme, dan kesenjangan kesejahteraan antarkelompok masyarakat," ujar Titi di kantor KPU, Jakarta, Kamis (19/11).
Pondasi persoalan di atas menyebabkan Papua selalu berada dalam situasi yang rentan konflik. Sekecil apa pun stimulan konflik, eskalasinya selalu berpotensi meningkat. Kasus keributan individu jika tidak tertangani dengan baik dapat menjadi perang antarsuku bahkan antardaerah di Papua.
"Sekecil apa pun sebab dan dalang kerusuhan, sangat mudah untuk dikelola menjadi konflik yang lebih besar dan destruktif. Jika eskalasi konflik bukan terjadi karena skenario yang natural dan wajar, maka akan banyak pihak yang memanfaatkan situasi konflik sebagai komoditi politik dan menunggangi situasi demi kepentingan tertentu. Sehingga merawat agar eskalasi konflik tetap berada pada domain yang sehat dan konstruktif, menjadi sangat penting," ujar Titi.
Papua yang terbagi antara Provinsi Papua dan Papua Barat akan menyelenggarakan Pilkada Serentak 2015 pada 9 Desember 2015 mendatang. Berdasarkan desain Undang-Undang No 8 Tahun 2015 tentang Pilkada, pada gelombang pertama terdapat 20 kabupaten/kota yang akan terlibat. Dengan pembagian 11 Pilkada di Papua, dan 9 Pilkada di Papua Barat. (aka)
Baca Juga:
- Pilkada di Papua Jadi Tolak Ukur Kesuksesan Pilkada Nasional
- Pilkada Serentak, JPPR Temukan Manipulasi Sumbangan Dana Kampanye
- Lagi, Narapidana Lolos Seleksi Pilkada
- Pilkada Tangsel, Surat Suara Layak Dan Tak Bermasalah
- HUT Brimob ke-70: Brimob Siap Amankan Pilkada Serentak 2015
Bagikan
Berita Terkait
Polres Mamberamo Raya Papua Diserang Massa: Aparat Terluka, Mobil dan Bangunan Rusak
Penggerebekan KKB Dugwi Kogoya Berawal dari Temuan Ponsel di Lokasi Keributan
Menhut Raja Juli Minta Maaf Pembakaran Barang Bukti Mahkota Cenderawasih Dapat Reaksi Dari Warga Papua
Menhut Raja Juli Kirim Eselon 1 ke Papua Redam Ketegangan Insiden Mahkota Cenderawasih
Ketua Adat La Pago Minta Rakyat Papua Jangan Terprovokasi Insiden Pemusnahan Mahkota Cenderawasih
Kemenhut Minta Maaf Lukai Hati Rakyat Papua, Akui Salah Bakar Mahkota Cenderawasih
Rute Gerilya Undius Kogoya Bos KKB Intan Jaya Sebelum Meninggal di Wandai
Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual
DPR Kecam Pembakaran Sekolah oleh KKB di Papua, Minta Pemerintah Harus Ambil Langkah Tegas
Pesawat Smart Air Tergelincir di Lapangan Terbang Tiom, Papua, tak Ada Korban Jiwa