Pantaskah Pemimpin 'Ngamuk' dan Umbar Kata-Kata Kotor?


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memberikan keterangan kepada wartawan usai rapat dengan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di Jakarta, Rabu (4/3). (Antara Foto)
MerahPutih Megapolitan- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali ngamuk dan mengeluarkan kata-kata kotor. Dalam sebuah wawancara eksklusif yang disiarkan secara live oleh stasiun televisi swasta ternama.
Mantan politikus Partai Gerindra itu naik pitam dan mengeluarkan kata-kata kotor. Sebaliknya sang presenter mengingatkan Ahok agar tidak mengeluarkan kata-kata kotor, sebab wawancara eksklusif tersebut disiarkan langsung dan disaksikan jutaan warga Indonesia.
Catatan yang dihimpun redaksi, bukan kali ini saja Ahok ngamuk. Dalam sebuah rapat yang dimediasi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kamis (5/3) antara Ahok dengan DPRD DKI Jakarta juga terjadi ketegangan. Sempat terjadi adu mulut antara Ahok dan beberapa anggota DPRD. Pertemuan tersebut juga tidak membuahkan hasil dan solusi.
Lalu sebagai seorang pemimpin apakah pantas Ahok marah dan umbar kata-kata kasar? (Baca: Ahok Mengamuk dan Umbar Kata-Kata Kotor)
Analis politik senior Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai, sebagai seorang pemimpin dan pejabat publik, baik Ahok dan anggota DPRD tidak pantas mengumbar kemarahan di depan publik, apalagi sampai mengumpat dan mengeluarkan kata-kata kotor.
"Bagi saya sikap yang dilakukan Ahok itu tidak pantas," kata Karyono saat dihubungi merahputih.com, Kamis (19/3).
Karyono yang juga mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) menambahkan, perseteruan antara Ahok dan DPRD DKI Jakarta sejatinya bisa diselesaikan dengan jalan dingin dengan cara mengedepankan komunikasi baik antar kedua belah pihak.
"Soal perbedaan pendapat itu kan bisa diselesaikan dengan jalan baik," sambung Karyono. (Baca: Ahok : Dulu Saya Naik Angkot Suka Nawar)
Masih kata Karyono, sebegai seorang pemimpin dan Gubernur, Ahok harus menjunjung tinggi etika dan budaya timur. Etika dan budaya dalam adat ketimuran adalah menjunjung tinggi etika dan sopan santun, baik dalam tutur bahasa dan perilaku.
"Yang jelas etika dan sopan santun harus dijaga," tandas Karyono. (bhd)
Bagikan
Berita Terkait
Tegas Tolak Kehadiran Atlet Israel pada Kejuaraan Dunia Senam 2025 di Jakarta, Gubernur Pramono: Visanya Enggak Usah Dikeluarkan

APBD DKI Jakarta 2026 Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur Pramono akan Kurangi Kuota Rekrutmen PJLP Tahun Depan

Terungkap, Ada Laporan Warga Jakarta 'Dicueki' Sejak 2019, Gubernur Pramono Menyoroti

Lebih Pilih Ngadu dengan DM Akun Medsos Gubernur Ketimbang JAKI, Menunjukkan Warga Jakarta Inginkan Respons Cepat dan Jelas

Mengintip Patung Jenderal Sudirman yang Akan Dipindahkan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung

Pemprov DKI Jakarta Dukung Penuh Olympic Day 2025, Dorong Generasi Muda Hidup Sehat dan Berprestasi

Bertepatan dengan HUT ke-80 TNI, Car Free Day akan Tetap Digelar Minggu 5 Oktober 2025

Gubernur Pramono Tetapkan Tarif Rp 80 untuk Transportasi Umum Jakarta saat HUT ke-80 TNI

Tanggapi Mobil Pelat Merah Masuk Jalur Transjakarta, Gubernur Pramono: Pasti Di-bully Publik

Penutupan Tol Dalam Kota Sebabkan Macet di Jakarta, Gubernur Pramono Desak Pengelola Percepat Perbaikan
