Pagi Ini Ribuan Masyarakat Baduy Lakukan Ritual Seba


Suasana Gerbang Lokasi Puncak Seba Baduy 2016 di Eks Pendopo Gubernur Kota Serang, Kamis (13/5). (Foto: MerahPutih/Ctr)
MerahPutih Budaya - Masyarakat adat Baduy, penjaga alam yang berada di selatan Banten, mulai Jum'at (13/5/2016) telah mulai melakukan Ritual Seba. Sebelum matahari muncul dari timur, sekelompok kecil masyarakat Baduy Dalam akan keluar dari persembunyianya dari kampung Kaduketug, wilayah terluar yang berbatasan dengan Ciboleger, dunia diluar mereka.
Para anggota suku ekslusif tersebut, berangkat di pagi buta, sesuai dengan Pikukuh (Peraturan) mereka dilarang menaiki kendaraan, karenanya menempuh jarak kurang lebih 98 kilometer berjalan tanpa alas kaki. Sedangkan ribuan orang sisanya, yang merupakan warga Baduy Luar akan menyusul siang harinya menggunakan kendaraan, karena mereka tidak terikat Pikukuh dari Karuhun (Leluhur) mengenai larangan menaiki kendaraan modern.
Ada dua titik yang dituju, pertama adalah pendopo kabupaten Lebak, menemui penguasa yang berkedudukan di Kota Rangkas Bitung, yang jaraknya tak kurang dari 40 kilometer. Tujuan kedua yang merupakan tujuan utama, adalah menemui Bapak Gede (Bapak Besar), yaitu gubernur Banten yang saat ini dijabat oleh Rano Karno, berkedudukan di Kota Serang.
Persiapan Menyambut Masyarakat Baduy di Halaman Eks Pendopo Gubernur Kota Serang, Kamis (13/5). (Foto: MerahPutih/Ctr)
Kepala Dinas Pariwisata Pemprov Banten Opar Sochari mengatakan, tahun lalu tercatat sebanyak 1.839 warga suku adat yang beragama Sunda Wiwitan tersebut. Malam ini tentu seluruh warga yang akan berangkat sudah berkumpul di sekitar perbatasan, seperti kampung kaduketug dan kampung balimbing.
"Malam sebelum berangkat seba, biasanya ada hiburan untuk seluruh warga di halaman rumah Jaro Pamarentah. Hiburannya berupa tarian dan nyanyian yang juga berfungsi sebagai do'a kepada leluhur, meminta kelancaran ritual Seba," terangnya, Kamis (12/5/2016).
Seba, adalah ritual tahunan amanat leluhur untuk menunjukan bahwa, meski mereka punya sistem pemerintahan sendiri, namun mereka mengakui dan patuh terhadap peraturan pemerintah Republik Indonesia, yang tidak bertentangan dengan Pikukuh dari leluhurnya.
Dalam ritual puncak Seba yang akan jatuh pada, Sabtu (15/5/2016), Jaro Pamarentah akan menyampaikan keadaan alam yang mereka jaga, saran-saran mereka terhadap pemerintah untuk menghadapi situasi alam, juga permintaan kepada pemerintah jika memang mempunyai kebutuhan yang hanya bisa dipenuhi pemerintah.
Mereka tidak datang dengan tangan hampa, seluruh warga Baduy, baik yang datang maupun menunggu kampung saat ritual Seba, akan mempersembahkan hasil karya mereka seperti hasil bumi, ataupun dalam bentuk olahan seperti gula aren dan kerajinan tangan. (Ctr)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Di Kawasan Adat Baduy Tidak Akan Berdiri Koperasi Merah Putih, Ini Kendalanya

Desainer Syukriah Rusydi Tampilkan Kain Khas Baduy Jawa di Moscow Fashion Week

Jamang Sangsang, Pakaian Adat Pria Suku Baduy Dalam

Alasan Akses Internet di Wilayah Suku Baduy Dalam Diputus
