Nyi Roro Kidul dalam Tasyakuran Laut Nelayan Bayah


Melarung kepala kerbau di tasyakuran nelayan laut di Bayah, Lebak, Banten, Minggu (3/4). (Foto: Rohendi via MerahPutih/Abdul Majid)
Merahputih Budaya - Tasyakuran nelayan laut, yang dihelat pada Minggu (3/4), merupakan serangkaian acara yang memberi makna dalam bagi masyarakat nelayan Bayah, Banten khususnya.
Kesundaan yang kental dengan epik mistisme bukan satu alasan penting, akan tetapi alasan untuk menjadi "islam yang kaffah" menjadi alasan kuat ucap syukur ini dihelat. Hal ini diungkapkan oleh Rohendi Kasi Kesenian DISBUDPAR Banten kepada merahputih.com.
Ada suasana magis ketika melihat warna hijau pada lukisan seorang dianggap putri, juga kepala kerbau yang dilarung. Namun hal tersebut tidak lantas diartikan sebagai idiom yang merujuk pada kemusyrikan. Hal ini justru merupakan gambaran masyarakat yang masih dekat dengan alam.
Seorang model berpakaian seperti Putri Laut Pantai Selatan saat akan melarung kepala kerbau di tasyakuran nelayan laut di Bayah, Lebak, Banten, Minggu (3/4). (Foto: Rohendi via MerahPutih/Abdul Majid)
"Idiom-idiom Nyai Roro Kidul hanya sebatas spirit saja bagi mereka. Di acara ini juga ada pemilihan putri Pantai Selatan, dan lebih asiknya masyarakat memanfaatkan potensi yang ada seperti motorcross. Sebuah gambaran adaptasi yang dinamis antara masyarakat dan kebudayaan," tambahnya.
"Kegiatan tasyakur laut ini dihelat setiap satu tahun sekali dengan keterlibatan masyarakat yang masih tinggi" tutupnya. (Dul)
BACA JUGA:
- Peristiwa Gedoran Tak Jauh Berbeda dengan Tragedi Mei 98
- Kontroversi Peristiwa Gedoran, Sejarah Kelam Kota Depo
- Peristiwa Gedoran Depok, Perampokan Massal Terhadap Duabelas Marga?
- Unik, Perempuan Tidak Boleh Mengaduk Dodol Depok Khas Betawi
- Sulitnya Membuat Dodol Depok Khas Betawi