Mulai Tahun Depan, BPS Ubah Perhitungan Produksi Pangan

Luhung SaptoLuhung Sapto - Rabu, 25 November 2015
Mulai Tahun Depan, BPS Ubah Perhitungan Produksi Pangan

Petani mencabut bibit tanaman padi yang siap ditanam di Persawahan Kawasan Lingkar Timur, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (20/11). (Foto Antara/Umarul Faruq)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Bisnis - Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengubah metode perhitungan produksi dan konsumsi pangan khususnya beras tahun 2016 mendatang. Penyesuaian metode ini diharapkan dapat menghindari kembali terjadinya kesimpang siuran data yang berimplikasi pada kenaikan harga dan keputusan impor yang diambil pemerintah.

Kepala BPS Suryamin mengatakan metode yang digunakan BPS sekarang adalah dengan mengestimasi luasan panen berdasarkan data Kementerian Pertanian sedangkan untuk menghitung data produksi, BPS menggunakan cara menghitung survei ubinan.

"Kalau yang sekarang itu rencananya akan menggunakan foto udara," jelas Suryamin di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (25/11).

Namun, metode perhitungan tersebut, baru dapat dilakukan tahun depan.

"Untuk tahun depan. Kalau yang inikan kita sudah menggunakan 3 metode," katanya.

Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk melakukan impor beras 1,5 juta ton dari Thailand dan Vietnam. Hal tersebut tidak lan disebabkan oleh ketidakakuratan data BPS yang selama ini dijadikan sebagai pedoman keputusan impor. (rfd)

BACA JUGA:

  1. Antisipasi El Nino, Pemerintah Siapkan Rencana Pangan Nasional
  2. Jokowi-JK Belum Mampu Bereskan Data Pangan
  3. Pemerintah Siapkan Beras Impor dari Vietnam dan Thailand
  4. Dampak El Nino Picu Inflasi
  5. Antisipasi Dampak El Nino, Pemerintah Tambah Kuota Beras Sejahtera
#Kepala BPS Suryamin #Produksi Dan Konsumsi Pangan #Metode Penghitungan
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Transaksi Sektor Ritel Turun 8 Persen, Ini Penyebabnya
para pelaku usaha ritel di Indonesia untuk terus adaptif dengan perubahan pola konsumen, bersama dengan cepatnya perkembangan teknologi saat ini.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 24 April 2025
Transaksi Sektor Ritel Turun 8 Persen, Ini Penyebabnya
Indonesia
Daya Beli Warga Diklaim Meningkat, Berbagai Insentif Diberlakukan Pemerintah
Pada Februari 2025, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,48 persen (mtm) atau 0,09 persen (yoy).
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 Maret 2025
Daya Beli Warga Diklaim Meningkat, Berbagai Insentif Diberlakukan Pemerintah
Berita Foto
Aktivitas Penghitungan Suara Pilkada Serentak 2024 di Senayan Jakarta
Petugas KPPS berseragam Pangsi Adat Betawi saat penghitungan suara di TPS 029 Senayan, Jakarta, Rabu (27/11/2024).
Didik Setiawan - Rabu, 27 November 2024
Aktivitas Penghitungan Suara Pilkada Serentak 2024 di Senayan Jakarta
Indonesia
Sirekap Bukan Jadi Acuan Utama dalam Penghitungan Suara Pilkada 2024
Sirekap bukan acuan utama dalam penghitungan suara Pilkada. KPU akan menghitung suara berjenjang dari TPS hingga pusat.
Soffi Amira - Kamis, 07 November 2024
Sirekap Bukan Jadi Acuan Utama dalam Penghitungan Suara Pilkada 2024
Indonesia
Kelas Menengah Indonesia Turun 8 Juta Jiwa, Konsumsi Turun dan Terdampak Inflasi
DPR merekomendasikan agar pemerintah berfokus menjaga konsumsi domestik dengan inflasi yang bertahan pada level rendah
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 27 Agustus 2024
Kelas Menengah Indonesia Turun 8 Juta Jiwa, Konsumsi Turun dan Terdampak Inflasi
Indonesia
KPU Gelar Simulasi Pemilu dan Penghitungan Suara Dua Panel
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilihan Umum 2024 di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Mula Akmal - Sabtu, 15 Juli 2023
KPU Gelar Simulasi Pemilu dan Penghitungan Suara Dua Panel
Bagikan