Mulai Tahun Depan, BPS Ubah Perhitungan Produksi Pangan


Petani mencabut bibit tanaman padi yang siap ditanam di Persawahan Kawasan Lingkar Timur, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (20/11). (Foto Antara/Umarul Faruq)
MerahPutih Bisnis - Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengubah metode perhitungan produksi dan konsumsi pangan khususnya beras tahun 2016 mendatang. Penyesuaian metode ini diharapkan dapat menghindari kembali terjadinya kesimpang siuran data yang berimplikasi pada kenaikan harga dan keputusan impor yang diambil pemerintah.
Kepala BPS Suryamin mengatakan metode yang digunakan BPS sekarang adalah dengan mengestimasi luasan panen berdasarkan data Kementerian Pertanian sedangkan untuk menghitung data produksi, BPS menggunakan cara menghitung survei ubinan.
"Kalau yang sekarang itu rencananya akan menggunakan foto udara," jelas Suryamin di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (25/11).
Namun, metode perhitungan tersebut, baru dapat dilakukan tahun depan.
"Untuk tahun depan. Kalau yang inikan kita sudah menggunakan 3 metode," katanya.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk melakukan impor beras 1,5 juta ton dari Thailand dan Vietnam. Hal tersebut tidak lan disebabkan oleh ketidakakuratan data BPS yang selama ini dijadikan sebagai pedoman keputusan impor. (rfd)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Transaksi Sektor Ritel Turun 8 Persen, Ini Penyebabnya

Daya Beli Warga Diklaim Meningkat, Berbagai Insentif Diberlakukan Pemerintah

Aktivitas Penghitungan Suara Pilkada Serentak 2024 di Senayan Jakarta

Sirekap Bukan Jadi Acuan Utama dalam Penghitungan Suara Pilkada 2024

Kelas Menengah Indonesia Turun 8 Juta Jiwa, Konsumsi Turun dan Terdampak Inflasi

KPU Gelar Simulasi Pemilu dan Penghitungan Suara Dua Panel
