Maulid Nabi Momentum Saling Mencintai dalam Keberagaman Indonesia

Luhung SaptoLuhung Sapto - Selasa, 13 Desember 2016
Maulid Nabi Momentum Saling Mencintai dalam Keberagaman Indonesia
Ketua Lembagaa Dakwah PBNU KH. Maman Imanulhaq (Foto MerahPutih/Yohanes Mauritz)

MerahPutih Nasional - Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Rabiul Awal atau bertepatan dengan hari Senin (12/12) bermakna besar bagi pembentukan pribadi serta keimanan seorang muslim dalam menyebarkan nilai cinta kasih pada sesama. Nabi Muhammad SAW diutus sebagai penyebar kasih sayang untuk semua umat manusia (rahmatan lil 'alamin) karenanya peringatan kelahiran Nabi atau maulid harus jadi momentum untuk saling mengasihi dan mencintai dalam keberagaman Indonesia.

“Saat membuncahnya aksi kebencian dan kekerasan atas nama agama, Maulid Nabi harus jadi bahan refleksi diri untuk kembali menghadirkan "Nur Muhammad" yang mencerdaskan dan menguatkan umat. Keteladanan Nabi Muhammad SAW ini harus kita jadikan pegangan dalam memelihara perdamaian dan kesatuan NKRI dari berbagai ancaman perpecahan, seperti ancaman paham radikal terorisme,” kata Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH. Maman Imanul Haq, Senin (12/12).

Seperti diketahui, akhir-akhir ini bangsa Indonesia tengah ‘digoyang’ upaya perpecahan yang dpicu kasus penistaan agama dalam Pilkada Gubernur DKI Jakarta. Selain itu, ancaman terorisme juga menghantui perdamaian di Indonesia dengan adanya kasus penyerangan pos polisi di Tangerang, bom gereja di Samarinda, dan ditemukan bom berkekuatan besar di Bintara Jaya, Bekasi, Sabtu (10/12) kemarin.

Dari berbagai peristiwa dan ancaman itu, Kang Maman menilai seyogyanya Maulid Nabi bisa mengukuhkan kesadaran umat untuk meneruskan perjuangan Nabi Muhammad SAW yakni menyebarkan dakwah Islam yang mengajarkan keimanan serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Keteladanan itu adalah ‘senjata’ ampuh untuk membendung dan memerangi berbagai pengaruh negatif yang bertujuan untuk memecah keutuhan bangsa dan negara.

Kang Maman menceritakan bahwa keteladanan itulah itu mengilhami Raja Arballes Mosul Irak, Abu Sa‘îd Muzhaffar, dan panglima perang Islam dalam Perang Salib, Salahuddîn Al-‘Ayyubî, untuk mengadakan seremonial Maulid. Cara ini sebagai upaya membangkitkan ketahanan mental yang tinggi serta membangkitkan semangat perjuangan dakwah Islam yang bertujuan membebaskan manusia dari kezaliman menuju cahaya.

"Dengan Maulid Nabi, marilah kita segarkan kembali spirit keagamaan kita sehingga keagungan dan keindahan Islam akan terus memancar bagi kehidupan dalam spektrum yang luas,” tutur anggota DPR RI dari F-PKB ini.

BACA JUGA:

  1. Anak Muda Harus Waspadai Propaganda Paham Radikalisme di Dunia Maya
  2. BNPT Gelar Latihan Gulkonsis Bersama Satuan Anti-Teror TNI-Polri
  3. BNPT dan Badan Anti-Teror Denmark Bahas Program Deradikalisasi
  4. Cegah Terorisme, UU Terorisme dan UU ITE Saling Dukung
  5. BNPT Mantapkan Program Deradikalisasi dari Hulu ke Hilir
#Nabi Muhammad SAW #Islam #Maulid Nabi
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak
Bagikan