Mati Surinya Sepak Bola Tanah Air di HUT RI ke-70

Eddy FloEddy Flo - Rabu, 29 Juli 2015
Mati Surinya Sepak Bola Tanah Air di HUT RI ke-70

Twitter #PSSI

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Sepak Bola - Tinggal beberapa pekan lagi Kemerdekaan Indonesia genap memasuki usia yang ke-70. Namun sayang disaat Indonesia sudah merdeka di usianya yang cukup lama, justru hiburan di tanah air yang sangat ramai diminati yakni, sepak bola justru tenggelam seperti tertelan bumi. Ya, sepak bola nasional saat ini memang sedang dalam masa 'Mati Suri'.

Mati surinya sepak bola tanah air berawal dari pembekuan induk sepak bola Indonesia yakni, PSSI yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Yang lebih parahnya, pembekuan itu dilakukan di saat PSSI sedang melakukan Kongres Luar Biasa (KLB) di Surabaya, 18 April lalu dimana agenda utamanya adalah pemilihan ketua umum dan terpilih-lah La Nyalla Mattalitti sebagai ketua umum PSSI periode 2015-2019.

Menurut keterangan juru bicara Kemenpora, Gatot Dewa Broto, pembekuan tersebut mengacu tidak diindahkannya SP1, SP2 dan SP3 oleh PSSI yang jatuh tempo pada tanggal 17 April 2015 jam 18.40.

Dalam surat bernomor 01307 tahun 2015 yang ditandatangani oleh Menpora, Imam Nahrawi per tanggal 17 April itu ada beberapa poin yang menyangkut dengan pembekuan.

Diantaranya adalah pemerintah tidak mengakui seluruh kegiatan yang dilakukan PSSI dan tidak mengakui ketua umum PSSI terpilih, La Nyalla Mattalitti. Dengan Kondisi itu, pemerintah pusat maupun daerah serta kepolisian tidak dapat lagi memberikan pelayanan dan fasilitas kepda kepengurusan PSSI serta tidak mengizinkan penyelenggaraan kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang belum lama berubah nama menjadi QNB League musim 2015-2016.

Ironisnya, Kemenpora menggantikan kedudukan PSSI dengan membentuk Tim Transisi atau PSSI tandingan yang ditugaskan mengambil alih hak dan kewenangan PSSI sampai terbentuknya kepengurusan PSSI yang kompeten.

Tak hanya itu, akibat polemik berkepanjangan itu Indonesia pun terkena sanksi dari Federasi Sepakbola Dunia (FIFA). Dalam surat yang ditandatangani Sekjen FIFA, Jerome Valcke, yang ditujukan kepada Sekjen PSSI Azwan Karim disebutkan, ada pelanggaran statuta FIFA berupa intervensi dari pemerintah Indonesia yang melakukan pembekuan kepada PSSI.

Nyaris akibat sanksi yang diberikan FIFA itu, membuat Timnas U-23 yang sedang dipersiapkan mengikuti SEA Games 2015 di Singapura tidak bisa ikut serta.

Namun, berkat lobi PSSI ke FIF, akhirnya Timnas U-23 tetap bisa mengikuti pesta olahraga multievent dua tahunan tersebut.

"Kami meminta FIFA tetap mengizinkan Timnas U-23 bermain di SEA Games 2015 di Singapura, dan itu menjadi event sepak bola terakhir yang bisa diikuti. SEA Games juga bukan agenda resmi FIFA dan AFC," ujar La Nyalla.

"Alhamdulillah, FIFA mengizinkan kami bermain di SEA Games 2015. Tapi hanya itu saja, setelah itu sepak bola Indonesia tak bisa lagi berkiprah di level internasional karena sanksi FIFA yang berlaku," sambungnya.

Namun sayang dalam kejuaraan itu, tim Garuda muda tidak bisa membawa pulang medali. Meski demikian Indonesia tetap bisa tembus ke semifinal kejuaraan tersebut meski para pemain terkena guncangan akibat polemik sepak bola Tanah Air.

Selain itu, akibat sanksi serta pembekuan Kemenpora itu, banyak pelaku sepakbola seperti, pemain, pelatih, perangkat pertandingan serta pedagang yang berdagang di setiap pertandingan kehilangan pekerjaan.

Untuk menanggulangi hal itu, Kemenpora melalui Tim transisi mencoba membuat kompetisi dengan tajuk Piala Kemerdekaan. Namun sayang hingga saat ini turnamen tersebut belum juga kunjung berjalan lantaran selalu mengalami pengunduran jadwal akibat klub belum melengkapi data yang akan diverifikasi.

Kemunduran jadwal sudah dilakukan secara tiga kali. Sebelumnya turnamen yang digagas Tim Transisi itu akan digelar 24 Juli, tapi diundur menjadi 1 Agustus. kemudian mundur menjadi tanggal 2 Agustus dan sekarang kembali akan diundur menjadi 15 Agustus 2015.

Carut marut sepakbola Tanah Air yang berkepanjangan akhirnya membuat pelaku sepakbola 'geram' tak ayal beberap cara dilakukan agar Kemenpora mencabut pembukan terhadap PSSI, salah satu caranya adalah dengan melaporkan Kemenpora kepada Komnas HAM.

Sejumlah pelaku sepak bola, mulai dari pelatih, asisten pelatih, pedagang asongan, perangkat pertandingan, wasit, suporter dan penjual merchandise-pun turut serta dalam melakukan pengaduan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Senin (27/7), terkait pembekuan PSSI oleh Kemenpora.

Dalam pengaduan itu, sejumlah pelaku sepakbola tersebut berkeluh kesah soal kondisi setelah pemerintah membekukan PSSI, terutama terkait ekonomi. Laporan tersebut-pun diterima dengan baik oleh Komisioner Komnas HAM Siane Indriani dan kawan-kawan.

Menanggapi laporan tersebut, Komnas HAM berjanji akan memediasi antara Kemenpora dengan PSSI. Hal itu dilakukan karena tidak mau permasalahan yang tak kunjung usai bisa merampas hak sosial, ekonomi dan budaya ribuan praktisi sepak bola tanah air.

Bahkan Komnas HAM menilai perlakukan Kemenpora itu miliki potensi pelanggaran HAM. "Kami bukan memihak, tapi kami lebih kepada masyarakt yang menjadi korban atas pembekuan ini. Untuk itu kami mohon pemerintah melakukan jalan penyelesaian segera karena dampaknya luar biasa kepada masyarakat," ujar Komisioner Komnas HAM, Siane Indriani.

"Sangat memilukan jika dilihat dari permasalahannya. Namun kami akan coba membuat pertemuan antara Kemenpora dengan PSSI termasuk pemangku kepentingan lainnya," sambungnya.

Namun kemarin, Selasa (28/07), PSSI melalui PT Liga Indonesia selaku pengolala kompetisi ISL mengumumkan bahwa pihaknya berencana menggelar kembali kompetisi musim 2015-2016 yang akan digelar minggu ketiga bulan Oktober 2015. Rencana itu diketahui dari surat bernomor 497/Liga/VII/2015 yang dikirim PT Liga Indonesia kepada klub-klub ISL.

"Sehubungan dengan surat Liga Nomor 494/Liga/VII/2015 perihal status dan persiapan kompetisi profesional musim 2015/2016 tertanggal 10 juli 2015 (terlampir), bersama ini liga menyampaikan pelaksanaan kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015/2016 direncanakan akan dimulai pada minggu ketiga bulan Oktober 2015," tulis dalam surat PT Liga Indonesia kepada klub ISL.

Kita tunggu, apakah langkah PSSI ini bisa membuat sepak bola Indonesia yang telah lama mati suri kembali hidup? Kita tunggu berita selanjutnya hanya di MerahPutih.com, media online yang Berani Menginsprasi.

 

Baca Juga: 

Komnas HAM: Kemenpora Miliki Potensi Pelanggaran HAM

Komnas Ham Ingin Mediasi Kemenpora dengan PSSI

Keputusan Menpora Bekukan PSSI Ngawur?

Kemenpora Resmi Bekukan PSSI

#70 Tahun Indonesia Merdeka #PSSI VS Menpora #BekukanPSSI #Konflik PSSI
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Bagikan