"Maradona" Perlihatkan Semangat Membangun Sepak Bola Indonesia

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Sabtu, 26 Desember 2015

Timnas Indonesia (Foto: Antara/Widodo S Yusuf)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Sepak Bola - Tidak mempersiapkan bekal yang matang ketika menjadi pesepakbola, mantan pemain tim nasional Indonesia dari klub PSMS Medan era 1970-an, Zulkarnaen Lubis yang dijuluki sebagai Maradona, telah melalui banyak ujian kehidupan.

Baik itu yang menyenangkan ataupun kesulitan, diakuinya sudah diraskan. Namun, terus dilalui dengan mengedepankan semangat. Karena itu, ditambahkannya, tidak lupa untuk selalu mengucapkan rasa syukur kepada Sang Pencipta.

"Karena sudah cinta mati dengan dunia bola, sekarang di hari tua juga tetap urus bola. Tapi bukan pria, namun putri. Saya masih punya semangat membangun sepak bola Indonesia. Apalagi, banyak talenta-talenta muda bertebaran. Saya ingin sepak bola Indonesia bisa kembali mencapai puncak prestasi, hingga dunia," kata sosok yang pada eranya sering dijuluki sebagai Maradona tersebut kepada merahputih.com.

"Kalau orang bilang, dari bola lalu kembali ke bola. Saya masih mengurusi SSB putri milik sendiri di Bandung yaitu SSB Queen. Sesekali ada tawaran memantau pemain atau undangan bermain ke daerah-daerah, tentu saya ambil. Lumayan hasilnya, sebab di SSB kan tidak ada uangnya, hanya karena kecintaan," sambung pemain yang dua kali membawa klub Krama Yudha Tiga Berlian menjadi juara Kompetisi Galatama (1987 dan 1988).

Di SSB yang didirkan sejak 2002 tersebut, Zulkarnaen menambahkan, membina pemain berusia 12 hingga 17 tahun. Menurutnya, apa yang selama ini dikerjakan tidak bisa diukur dengan materi. Sebab dalam penilaiannya, sangat menyenangkan dan memberikan banyak manfaat.

"Di putri itu ternyata lebih banyak seninya. Sebab belum tentu semua orang bisa pegang. Itu yang buat saya tertantang, sekalipun tidak ada uangnya," tutur suami dari Papat Yunisal, pembina sepak bola putri di PSSI tersebut.

Sementara ini, diakui mantan pemain Timnas SEA Games (1983), PSSI Garuda I (1984), Timnas SEA Games, PSSI Pratama, Timnas Pra Piala Dunia 1985) dan Timnas Asian Games, Seoul  (1986) tersebut, masih kesulitan dalam hal lapangan.

Karena itu, lokasi latihan tidak menentu dan lebih banyak dilakukan di lapangan sintetis di daerah Supratman, Bandung.

"Itu, di lapangan yang dibuat pak Ridwan Kamil (Walikota Bandung), di Buah Batu, Bandung. Jaraknya 5 kilometer dari tempat tinggal saya," pungkas mantan pemain Krama Yudha Tiga Berlian, Persegres Gresik, Petrokimia Putra dan PSM Makassar tersebut. (esa)

BACA JUGA:

  1. "Dulu Maradona, Sekarang Marabunta"
  2. 'Maradona' Kritik Menpora dan Minta Kompetisi Indonesia Kembali Digulirkan
  3. Mantan Pemain Timnas Indonesia Kenang Bonus dari Ketum PSSI
  4. Euforia Timnas Berlebihan daripada Prestasinya
  5. PS TNI Diusulkan Jadi Timnas Indonesia
#Liputan Khusus #Sepak Bola Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Komisi III DPR Terima Masukan Pemred Media Massa terkait Larangan Liputan Sidang
Komisi III DPR membuka pintu masukan dari pemred media massa terkait larangan liputan sidang.
Soffi Amira - Senin, 24 Maret 2025
Komisi III DPR Terima Masukan Pemred Media Massa terkait Larangan Liputan Sidang
Olahraga
Indonesia U-17 Libas India 3-1, Ketum PSSI Erick Thohir Belum Puas
Erick Thohir menyatakan belum saatnya bagi pemain dan pelatih Timnas Indonesia U-17 untuk merasa puas.
Wisnu Cipto - Senin, 26 Agustus 2024
Indonesia U-17 Libas India 3-1, Ketum PSSI Erick Thohir Belum Puas
Indonesia
Legislator Ingatkan Pemerintah Kedepankan DBON, Bukan Naturalisasi
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019
Angga Yudha Pratama - Kamis, 06 Juni 2024
Legislator Ingatkan Pemerintah Kedepankan DBON, Bukan Naturalisasi
Indonesia
Keluarga Korban Sempat Protes saat Sidang Perdana Tragedi Kanjuruhan
Lima terdakwa perkara tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang menjalani sidang perdana dengan agenda pembacaan surat dakwaan di PN Surabaya.
Zulfikar Sy - Senin, 16 Januari 2023
Keluarga Korban Sempat Protes saat Sidang Perdana Tragedi Kanjuruhan
Indonesia
Korban Meninggal Tragedi Stadion Kanjuruhan Bertambah lagi
Korban meninggal dunia dari peristiwa tersebut kembali bertambah.
Zulfikar Sy - Senin, 24 Oktober 2022
Korban Meninggal Tragedi Stadion Kanjuruhan Bertambah lagi
Indonesia
Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tolak Autopsi
Polisi menyatakan proses autopsi korban Tragedi Kanjuruhan belum bisa dilakukan.
Zulfikar Sy - Kamis, 20 Oktober 2022
Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tolak Autopsi
Indonesia
Jaminan FIFA, Piala Dunia U-20 Tetap di Indonesia
Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menjamin Indonesia tak kehilangan hak menggelar Piala Dunia U-20 2023 usai tragedi Kanjuruhan.
Zulfikar Sy - Selasa, 18 Oktober 2022
Jaminan FIFA, Piala Dunia U-20 Tetap di Indonesia
Indonesia
8 Korban Tragedi Kanjuruhan Masih Dirawat di RS
Delapan korban masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Kota Malang.
Zulfikar Sy - Senin, 17 Oktober 2022
8 Korban Tragedi Kanjuruhan Masih Dirawat di RS
Olahraga
Menpora tak Ingin Sepak Bola Tanah Air Berhenti Terlalu Lama
Zainudin Amali tak ingin kompetisi sepak bola terhenti terlalu lama karena akan menyulitkan klub dan pemain.
Zulfikar Sy - Rabu, 12 Oktober 2022
Menpora tak Ingin Sepak Bola Tanah Air Berhenti Terlalu Lama
Indonesia
Seluruh Stadion Sepak Bola di Indonesia Bakal Diaudit Total
Insiden kerusuhan Kanjuruhan, Malang yang menewaskan 132 suporter membuat pemerintah melakukan evaluasi besar-besaran terhadap persepakbolaan Indonesia.
Zulfikar Sy - Rabu, 12 Oktober 2022
Seluruh Stadion Sepak Bola di Indonesia Bakal Diaudit Total
Bagikan