Maarif Institute: Nilai IKI Kota Banda Aceh dan Padang Rendah

Zulfikar SyZulfikar Sy - Selasa, 17 Mei 2016
Maarif Institute: Nilai IKI Kota Banda Aceh dan Padang Rendah

Diskusi Maarif Institute soal Indeks kota Islami (IKI) (Foto: Maarif Institute)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Nasional- Maarif Institute salah satu lembaga yang berkomitmen pada gerakan konteks keislaman, kemanusiaan, dan keindonesiaan, memaparkan Indeks Kota Islami (IKI) dalam gelar diskusi hasil riset di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (17/5).

Dalam keterangannya, Maarif Institute menemukan sejumlah fakta mengejutkan terkait hasil riset Indeks Kota Islami (IKI). Hal ini disampaikan Direktur Riset Maarif Institute, Ahmad Imam Mujadid Rais. Ia mengungkapkan kota yang menggunakan Perda Syariah ternyata memiliki indeks penerapan nilai islami yang rendah dibandingkan kota-kota yang tidak berlabel syariah.

Dari 29 kota yang dijadikan objek riset, diketahui ada tiga kota yang memiliki indeks penerapan nilai-nilai islami tertinggi dan sejumlah kota dengan penerapan Perda syariah memperoleh nilai terendah, yakni Kota Padang,

Adapun hasil perhitungan nilai Indeks Kota Islami (IKI) tersebut mencakup indikasi penerapan nilai-nilai universal, diantaranya keamanan, kesejahteraan, dan kebahagian.

Untuk kota dengan perolehan poin tertinggi ditempati oleh Yogyakarta, Bandung, dan Denpasar dengan nilai 80.64 persen. Diikuti kota Bengkulu 78.40 persen, Pontianak 78.14 persen, Serang 77.82 persen, Metro Lampung 77.50 persen, Semarang 75.58 persen, Palembang 74.36 persen, Malang 73.72 persen, Ambon 73.53 persen, Surakarta 72.66 persen, Salatiga 71.22 persen, Mataram 70.71 persen, Manado 70.70 persen, Batam 69.94, Surabaya 69.74, Tasikmalaya 69.65 persen, Banda Aceh 69.62 persen, Jayapura 68.53 persen, Banjarmasin 66.79 persen, Palu 66.15 persen, Pangkalpinang 65.71 persen, Jambi 63.91 persen, Tangerang 61.99 persen, Padang Panjang 61.67 persen, Kupang 59.39 persen, Padang 58.37 persen, dan Makassar 51.28 persen.

Hasil tersebut, kata Rais merupakan indikasi besarnya jumlah penduduk yang beragama Islam, tapi kurang dalam hal penerapan nilai keislaman. "Untuk jumlah penduduk beragama Islam besar, tapi belum tentu menerapkan nilai-nilai keislaman," ucap Rais.

Ia mengatakan pemahaman islami disini bukan berarti harus orang islam. Penduduk satu kota mayoritas non Muslim, andaikata menggunakan atau mempunyai program dan kebijakan yang berhubungan dengan nilai-nilai Islam, itu sah-sah saja memiliki skor yang tinggi.

BACA JUGA:

  1. Maarif Institute: Kota dengan Perda Syariah, Terendah Dalam Hal Pelaksanaan Nilai Islami
  2. Menpora Ajak Pemuda Muhammadiyah Tingkatkan Prestasi
  3. PP Muhammadiyah Kutuk Aksi Teror di Sarinah
  4. Muhammadiyah Bentuk Tim Khusus Bantu Orang Hilang
  5. Diklat Bela Negara, Pemuda Muhammadiyah: Kami Cinta Negara

 

 

#Maarif Institute #Indeks Kota Islami (IKI)
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Bagikan