Lestarikan Sandiwara Sunda, Seniman Miss Tjitjih Hidup Prihatin


Suasana asrama seniman sandiwara sunda miss tjitjih (foto: Ardi)
MerahPutih Budaya - Berada di belakang Gedung Kesenian Miss Tjitjih, Cempaka Baru, Jakarta, keadaan rumah tinggal pemain Sandiwara Sunda Miss Tjitjih nampak begitu sederhana. Dengan luas bangunan rumah 3x6 meter, menjadi sumpek ketika beberapa helai pakaian dijemur di depan pintu dan ujung lorong bangunan.
Selain menyajikan bangunan dan cat seadanya, penghuni juga disesakkan dengan tidak adanya lokasi bermain anak. Sehingga, banyak bocah kecil berlarian di lorong bangunan dua lantai itu. Meskipun berada dalam kondisi yang memprihatinkan, para pegiat seni itu tetap optimis menatap masa depan.
Adapun rumah tersebut merupakan pemberian Pemrov DKI Jakarta untuk para pemain sandiwara yang masih aktif dalam kegiatan Sandiwara Sunda Miss Tjitjih. Hadiah yang merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap laskar penjaga Kesenian Sunda.
"Rumah ini sudah ada sekitar tahun 90-an akhir," ucap Sambas atau yang lebih akrab disapa Aco (38), penghuni rumah tinggal sandiwara, Jalan Cempaka Baru Timur, Gang Kabel Pendek, Jakarta, Senin (1/3).
Rumah 20 pintu itu, jelas terasa sangat sempit. Pasalnya, dalam satu pintu dihuni oleh beberapa kepala keluarga (KK). Seperti yang dikatakan Aco, kekurangan tersebut merupakan kendala lain yang dihadapi oleh para pegiat seni Sandiwara Sunda Miss Tjitjih. "Rumah masih sangat kurang. Dalam satu atap saja bisa diisi 2-3 KK," kata Aco.
Meski demikian, Aco dan juga pegiat seni lainnya tetap mensyukuri ihwal demikian. Selain dapat tempat untuk berteduh, ilmu pengetahuan, keahlian, dan juga materi bisa mereka dapatkan dari kegiatan seninya. "Kami tidak dikenakan biaya sepeser pun. Alhamdulillah, dan sangat bersyukur. Meski tetap ada harapan agar rumah ditambah," ungkap dia.
Untuk mengatasi beludaknya penghuni, para pegiat juga menerapkan sebuah sistem yang baru kali ini mulai digalakkan, yakni prioritas tempat bagi para pegiat seni yang masih aktif. Karena seperti yang dijelaskan oleh Aco, ada juga beberapa yang tinggal di sana sudah tidak aktif lagi.
Dan seharusnya, mereka bisa memberikan rumah itu bagi yang masih aktif. "Hal itu yang baru akan kami galakkan. Di sini, selain menjunjung tinggi profesionalisme, tingkat kesadaran juga harus tinggi. Kalau sudah tidak aktif lagi, ya keluar. Mempersilakan yang masih aktif untuk tinggal di asrama," tegasnya. (Ard)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Kisruh Royalti Lagu, Pelaku Usaha dan Seniman Desak DPRD Solo Bubarkan LMKN

Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
Gamelan Ethnic Music Festival 2025 Siap Digelar, Seniman dari 7 Daerah Bakal Ikut Meramaikan

Seniman Tato Korea Selatan Perjuangan Revisi Tattooist Act, Janjikan Praktik Sesuai Standar Kesehatan dan Keamanan

Simfoni Delapan Dekade GBN 2025: Prince Poetiray dan Pembantu Prabowo Sukses Bikin Banjir Air Mata

IdeaFest 2025 Usung Tema '(Cult)ivate The Culture', Dorong Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya

Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo

Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Bertepatan dengan Ultah Prabowo, PDIP: Tak Perlu Tendensius

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

ara contemporary Hadirkan Galeri Seni Beriskan 17 Seniman Asia Tenggarra
