Lebih Asyik Main Dakon Dibanding Main Gadget


Permaianan anak tradisional dakon atau congklak. (Foto: Instagram/pudt_3)
MerahPutih Budaya - Untuk masa sekarang, mungkin anak-anak sudah tidak lagi mengenal permainan tradisional yang dinamakan dakon, atau di tempat lain bernama congklak. Di Desa Donorojo, Pacitan, Jawa Timur, permainan ini sempat menjadi pilihan anak-anak untuk mengisi waktu bermain sepulang sekolah.
Mungkin karena faktor belum kenalnya dengan teknologi yang canggih, belum dikenalkannya permainan online atau sejenisnya. Tetapi jika dilihat, bermain dakon akan lebih mengasah otak, bekerja keras secara alami tanpa dampak apa pun.
Dalam permainan ini hanya dibutuhkan 2 orang yang berlawan, dengan alat dakon yang pada zaman dulu hanya digambar dengan batu kapur di lantai dengan 20 lubang kecil yang saling berhadapan dan 2 lubang besar di bagian ujung kanan dan ujung kiri. Setiap lubang kecil di isi batu kerikil sebanyak 10 batu kerikil setiap lubangnya.
(Dakon atau congklak. Foto Instagram/pejalankece)
Cara main dakon cukup sederhana. Dua orang sebelumnya melakukan suit untuk menentukan siapa yang akan bermain terlebih dahulu, jika sudah salah satu dari mereka mengambil batu kerikil yang berada di salah satu lubang kecil di hadapannya atau deretan lubang kecil kepunyaannya. Lalu langkah selanjutnya adalah membagi lubang kecil berikutnya dengan 1 batu kerikil setiap lubang hingga berputar mengitari lubang kecil milik lawan, yang tidak diperbolehkan diisi hanyalah lubang besar atau yang biasa disebut "gong" milik lawan.
Jika batu kerikil terakhir masuk pada lubang kecil yang ada batu kerikilnya juga, maka permainan dilanjutkan dengan membagi batu kerikil setiap lubang kecil seperti langkah sebelumnya, hingga berhenti pada lubang kecil yang kosong. Jika batu terakhir berhenti di lubang kosong, maka bergantian si lawan memainkan permainannya.
Ketika batu kerikil terakhir berhenti di lubang kecil miliknya sendiri, maka ia berhak mengambil batu kerikil yang milik si lawan yang berhadapan dengan lubang kecil tempat ia berhenti untuk dimasukkan ke dalam gong miliknya, hal itu biasa dikatakan “nembak”. Permainan berlangsung hingga semua batu masuk ke dalam gong. Kedua anak akan menghitung gong siapa terisi banyak batu. Gong berisi batu terbanyak ialah pemenangnya. (sar)
Berikut video permainan dakon;
BACA JUGA:
- Layang-Layang, Permainan Tradisional Favorit Semua Kalangan
- Congklak, Permainan Tradisional di Berbagai Daerah
- Permainan Tradisional Tak Lagi Digemari Anak-Anak di Kampung Dolanan
- Kampung Dolanan Yogyakarta Bertahan dari Gempuran Mainan Modern
- Kalung Ranting Ketela Pohon Mainaan Anak-anak saat di Ladang
Bagikan
Berita Terkait
HUT RI ke-80: DKI Jakarta Bangkitkan Sederet Permainan Tradisional, Generasi Muda Wajib Tahu!

Gempa Guncang Pacitan Pagi Ini, Wilayah Yogyakarta Ikut ‘Goyang’

Kantor Polres Kampung Halaman SBY Diancam Mau Diledakan, Densus 88 Masih Terus Siaga

Aiptu LC Kena Sanksi PTDH Gara-Gara Perkosa Tahanan Sampai 4 Kali, Terakhir di Ruang Jemuran

Menjajal Permainan Tangkap Batu Marsiada Khas Toba dengan 5 Level Tantangan

Filosofi Pocca Piring Permainan Tradisional Tapanuli, Aturan dan Keseruannya

Adu Ketangkasan dalam Permainan Tradisional 'Siamang' dari Sumatera Selatan

Bambu Gila dari Maluku, Permainan Ekstrem Tradisional Sarat Nuansa Mistis

Melatih Ketangkasan dan Membangun Kekompakan Lewat Permainan Cenge-cenge Maluku Utara

Serunya Mengasah Kekompakan Lewat Permainan Terompah Khas Kalimantan Selatan
