Layang-Layang, Permainan Tradisional Favorit Semua Kalangan


Permainan Tradisioanl Layang-Layang (Foto: Instagram @anakazmi96)
MerahPutih Budaya – Di zaman yang serba modern pada saat ini, sudah jarang sekali kita melihat anak-anak kecil yang masih memainkan permainan tradisional. Perkembangan teknologi yang sudah cukup maju membuat minat anak-anak terhadap permainan tradisional mulai menghilang.
Miris memang jika dilihat, padahal ada banyak sekali permainan tradisional yang sangat menarik dan seru jika dimainkan bersama –sama. Salah satunya yakni Layang-Layang.
Layang-layang atau biasa disebut dengan layangan merupakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali ataubenang ke daratan atau pengendali. Layang-layang memanfaatkan kekuatan hembusan angin sebagai alat pengangkatnya dan dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat permainan.
Selain menjadi salah satu permaianan yang sering dimainkan oleh anak-anak dan orang dewasa, Layang-layang diketahui juga memiliki fungsi ritual yakni sebagai alat bantu memancing atau menjerat, menjadi alat bantu penelitian ilmiah, serta media energi alternatif.
Terdapat berbagai tipe Layang-Layang permainan, di Sunda Layang-Layang dikenal dengan istilah maen langlayangan. Meskipun yang paling umum adalah layang-layang hias jika dalam bahasa Betawi disebut koang dan Layang-Layang aduan laga.
Selain itu, ada pula Layang-Layang yang diberi sendaringan dan dapat mengeluarkan suara karena hembusan angin. Layang-layang laga biasa dimainkan oleh anak-anak pada masa pancaroba karena kuatnya angin berhembus pada saat itu akan membuat Layang-Layang terbang dengan tinggi.
Di beberapa daerah Nusantara, Layang-Layang juga dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu, biasanya terkait dengan proses budidaya pertanian. Layang-Layang paling sederhana terbuat dari helai daun yang diberi kerangka dari bambu, kemudian diikat dengan serat rotan. Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai di Sulawesi. Diduga beberapa bentuk Layang-Layang tradisional asal Bali berkembang dari Layang-Layang daun karena bentuk ovalnya yang menyerupai daun.
Di Jawa Barat, Lampung, dan beberapa tempatlain di Indonesia, Layang-Layang digunakan sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu dan dihubungkan dengan mata kail.
Sedangkan di Pangandaran dan beberapa tempat lain misalnya, Layang-Layang dipasangi jerat yang berguna untuk menangkap kalong atau kelelawar.
Penggunaan Layang-Layang sebagai alat bantu penelitian cuaca telah dikenal sejak abad ke-18. Contoh yang paling terkenal adalah ketika Benjamin Franklin menggunakan layang-layang yang terhubung dengan kunci untuk menunjukkan bahwa petir membawa muatan listrik.
Layang-Layang raksasa dari bahan sintetis sekarang telah dicoba menjadi alat untuk menghemat penggunaan bahan bakar kapal pengangkut. Pada saat angin berhembus kencang, kapal akan membentangkan layar raksasa seperti layang-layang yang akan “menarik” kapal sehingga menghemat penggunaan bahan bakar di laut.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Kronologis Perjalanan Whoosh Jakarta-Bandung Berantakan Akibat Layang-Layang

HUT RI ke-80: DKI Jakarta Bangkitkan Sederet Permainan Tradisional, Generasi Muda Wajib Tahu!

Satgas Khusus Dibentuk Untuk Berantas Layangan Perusak Penerbangan di Soekarno-Hatta

Jangan Main Layang-Layang Dekat Bandara Soetta, Sanksinya 3 Tahun Bui Denda Rp 1 M

Lego Kolaborasi dengan Formula 1, Luncurkan Set Terbaru

Demam Mainan Jelang Lebaran: Pasar Asemka Diserbu Pembeli, Penjualan Meroket!

Menjajal Permainan Tangkap Batu Marsiada Khas Toba dengan 5 Level Tantangan

Filosofi Pocca Piring Permainan Tradisional Tapanuli, Aturan dan Keseruannya

LEGO Persembahkan Karakter 'Cataclaws' untuk Sambut Musim Liburan

Adu Ketangkasan dalam Permainan Tradisional 'Siamang' dari Sumatera Selatan
