Kurangnya Fasilitas, Warga Solo Masih Gunakan Getek Untuk Menyebrang


(Foto: MP/Raditya Erwiyanto)
MerahPutih Nasional - Sudah hampir lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka. Hampir setiap kota yang ada di Indonesia berlomba menunjukkan perkembangannya, salah satunya dengan berdirinya bangunan megah baik pusat perbelanjaan maupun apartemen.
Namun dibalik itu, ternyata masih banyak saudara-saudara kita yang belum merasakan fasilitas publik yang sebenarnya. Salah satunya di aliran sungai Bengawan Solo, yang mempertemukan dua daerah, yakni Solo dan Sukoharjo. Sejak puluhan tahun silam, di perbatasan ini tidak ada jembatan untuk menyebrang.
Mereka menyebrang hanya dengan menggunakan sebuah kapal gethek yang menjadi satu-satunya tempat penyebrangan, ketika dari Solo ke Sukoharjo maupun sebaliknya.
Sebenarnya ada jembatan penghubung antara dua wilayah tersebut, namun ini menjadi lokasi alternatif untuk mempersingkat jarak dua wilayah tersebut, yakni Beton, Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo dan Sewu, Jebres, Solo.
Sejumlah penumpang terlihat menaiki Getek untuk menyebrangi Sungai Bengawan Solo. Dua daerah di Solo yakni, warga kampung Beton, Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo dan Sewu, Jebres, Solo, mengandalkan Getek tersebut untuk mempersingkat waktu.(Foto: MP/Raditya Erwiyanto)
Mulai pagi hingga malam hari, ratusan warga di daerah tersebut mengantungkan keberadaan Getek ini. Bahkan, beberapa waktu lalu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menaiki langsung getek tersebut. Dan ini bakal mengusahakan adanya sebuh jembatan yang ada di kawasan tersebut.
Jika dilihat, dalam penyebrangan ini hanya menggunakan alat tradisional. Dimana penarik yang digunakan, tali dadung yang diikatkan diantara dua wilayah tersebut. Kemudian, getek tersebut ditarik dengan tali tersebut, bukan dengan menggunakan mesin.
"Sudah hampir 40 tahun mas saya disini, ratusan orang selalu nyebrang lewat sini, mungkin karena jaraknya lebih dekat. Kalau tarifnya, pejalan kaki Rp 500, naik dengan membawa sepeda Rp 1000, dan naik membawa sepeda motor Rp 2.000," jelas Bagong (65) seorang penarik Getek di kawasan tersebut, saat ditemui Merahputih.com, Sabtu (28/5) pagi. (Win)
BACA JUGA: