Konferensi Kebudayaan Banten 2016 Bahas Gejolak Identitas Kebantenan
MerahPutih Budaya - Pemerintah provinsi Banten menyelenggarakan konferensi kebudayaan pada 2-4 Oktober 2016 lalu, forum tempat berkumpulnya para budayawan dan ilmuwan tersebut, menghadirkan arkeolog Mochamad Ali Fadilah sebagai nara sumber yang membahas gejolak sosial yang membentuk identitas masyarakat Banten.
Pada pemaparannya, sang doktor menyampaikan jantung dari konferensi pertama provinsi para sultan tersebut, yaitu; Semangat Masa Lalu Membangun Kemandirian Membangun Masyarakat Banten.
Dalam pemaparannya, Ali mengawali dengan kondisi Banten hari ini, di mana dari sisi politik gejala egoisme, pragmatisme, primordialisme, dan arogansi mengemuka. Sementara dari segi pendidikan belum memenuhi standar kualitas dan tidak memenuhi kebutuhan pasar kerja.
"Gejolak sosial budaya mengarah kepada pemudaran identitas," katanya.
Yang dimaksudnya adalah mental instan, permisif, narsis, dan anarkis yang merupakan gejala dekadensi budaya. Sementara program perbaikan lingkungan tidak kemudian memperbaiki keadaan, karena kerusakan dan pencemaran lingkungan juga melaju kencang.
Solusi yang ditawarkannya adalah, dengan memulai dari menggali akar Banten dimulai dari zaman Pra Banten Girang, Banten Girang, Kesultanan, VOC - Kolonial, dan pada era Revolusi NKRI. Di mana tujuannya adalah untuk mendirikan pilar-pilar peradaban Banten. (Ctr)
BACA JUGA: