Fasih Baca Tulis Quran, Kebudayaan Banten yang Mulai Luntur.


Fasilitator Komisi Agama Konferensi Kebudayaan Banten 2016 Helmy Faizi Bahrul Ulum menyerahkan rekomendasi kepada Kadisbudpar Banten Opar Sochari (Foto: Sucitra).
MerahPutih Budaya- Pemerintah provinsi Banten menggelar Konferensi Kebudayaan 2016 di salah satu hotel yang berlokasi di Jl Jend Soedirman Kota Serang pada 2-4 Oktober 2016. Konferensi tersebut menghasilkan 33 rekomendasi. 33 rekomendasi tersebut adalah hasil rapat yang terbagi pada 3 komisi, yaitu komisi Sumber Daya Manusia, Komisi Ekonomi, dan Komisi Agama.
Bahasan yang menarik dalam komisi agama, adalah tentang lunturnya identitas warga muslim Banten. Menurut fasilitator Komisi Agama Helmy Faizi Bahrul Ulum, salah seorang peserta membedah cerita yang dilontarkan oleh salah seorang tokoh Jawara Banten Embay Mulya Syarief. Dimana lelaki warga Banten, umumnya menguasai atau sekurang kurangnya pernah belajar ilmu silat, selain ilmu silat, juga fasih baca tulis Al Qur'an.
Namun karena komisinya membahas perihal agama, maka yang didorong untuk menjadi rekomendasi adalah mengenai kemampuan baca tulis Al Qur'an yang bunyi rekomendasinya adalah mewujudkan jatidiri generasi muslim Banten yang mampu baca tulis Al Qur'an.
"Totalnya ada delapan rekomendasi yang lahir dari rapat komisi agama dalam konferensi kebudayaan," katanya, Minggu (6/11/2016).
Perlu diketahui, Embay Mulya Syarief kerap kali menceritakan dalam forum-forum, bahwa orang Banten seringkali "dipaksa" untuk menjadi imam shalat ketika berkunjung ke daerah lain. Karenanya memalukan apabila orang Banten tidak fasih baca tulis Al Qur'an. (Ctr)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Mengenal Wayang Garing, Kesenian asal Banten yang Terancam Punah

Hidden Gems Eko-Turisme di Pesisir Selatan Lebak
