KLB Tim Transisi 'Bahaya' Untuk Sepak Bola Tanah Air


Rencana Tim Transisi untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) dinilai 'bahaya' untuk sepak bola Indonesia. (Foto: Facebook)
MerahPutih Sepak Bola - Tim Transisi bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berencana menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) yang bertujuan membentuk kepengurusan PSSI yang baru pada Desember 2015, mendatang.
Namun rencana ini dinilai 'bahaya' oleh pelatih Rahmad Darmawan. Pelatih kelahiran Metro, Lampung, 28 November 1966 itu mengkhawatirkan akan adanya perpecahan sepak bola nasional susulan jika tim transisi tetap ngotot untuk menggelar KLB.
Seperti diketahui, dalam KLB itu perlu adanya anggota yang sah, dalam hal ini suara yang sah untuk KLB tersebut adalah para pengurus PSSI di seluruh povisi serta pengurus klub.
Namun, melihat kondisi saat ini hanya beberapa anggota PSSI yang ikut ke jalan tim transisi. Oleh sebab itu, ditakutkan dalam KLB itu akan ada kloningan para peserta sah untuk melengkapi suara.
"Kalau ini terjadi, ditakutkan akan ada klub kloningan lagi, itu dengan tujuan melengkapi suara di kongres. Mungkin bapak bisa menang, tapi akan ada perpecahan dan dampaknya berlangsung lama," ujar pelatih yang akrab disapa RD itu saat menemui anggota Tim Transisi, Zuhairi Misrawi, yang didamping Sesmenpora, Alfitra Salamm di kantor Kemenpora.
"KLB nanti itu akan sangat berbahaya dan berisiko tinggi untuk sepak bola nasional. Itu tidak akan memperbaiki kondisi saat ini, justru malah menghancurkan tata kelola."
"Saya berani menjamin jika KLB itu diteruskan, hal itu akan terjadi. Keseharian saya ada di sepak bola, beda dengan bapak (Zuhairi dan Alfitra, red) yang lebih lama di pesantren. Bapak mungkin memang pemain sepak bola, tapi bukan profesional. Dalam hal ini suporter dan masyarakat lainnya juga bisa bermain bola," jelas mantan pelatih Tim Nasional Indonesia ini.
Untuk mencegah hal itu, pelatih yang pernah menangani Persebaya Surabaya itu menyarankan agar tim transisi bekerja sama dengan pihak lain, terutama PSSI untuk membenahi sepak bola Tanah Air. Menurutnya, tim transisi serta Menpora, Imam Nahrawi tidak bisa berjalan sendiri untuk membenahi kondisi sepak bola Indonesia saat ini.
"Kalau niatnya untuk membenahi sepak bola Indonesia, saya rasa pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Jujur saya mendukung program pemerintah untuk perbaikan, namun kita harus bersama-sama." tutur mantan pelatih Pelita Jaya ini.
"Begitu juga dengan PSSI, dia juga tidak bisa berjalan sendiri, kenapa? Karena PSSI memiliki lahan yang terbatas untuk membangun fasilitas, dalam hal ini pemerintah yang bisa menutupi,"
"Kalau disebut tidak transparan, ada yang kurang, ada mafia, atau apapun yang tidak sesuai dengan yang dikehendaki, bicarakan. Tapi, kenapa PSSI setiap datang untuk memecahkan masalah, tidak pernah ditemui Menpora," jelas pria yang selalu mengenakan topi itu.
Oleh sebab itu, RD berharap semua pihak tim transisi, menpora, BOPI serta PSSI mau datang dalam pertemuan dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Pasalnya, dalam pertemuan tersebut direncanakan akan melibatkan KONI, Asosiasi pemain dan pelatih, pemerhati sepak bola serta perwakilan pihak yang sebelumnya mengadu ke Komnas HAM.
"Kita semua juga ingin segera ada jalan keluar. Untuk itu saya berharap semua hadir saat ditemukan oleh Komnas HAM. Di Komnas HAM, saya juga akan membacakan isi pesan singkat teman-teman pelatih yang menitip pesan. Sulit diceritakan isi pesan tersebut, termasuk pemain yang bercerita kepada saya. Ini fakta yang tidak dibuat-buat," ungkapnya.
Seprti diketahui, hingga saat ini carut marut sepak bola yang berkepanjangan ini belum juga usai. Banyak dampak negatif akibat polemik yang terjadi saat ini. Polemik ini bermula, dari pembekuan PSSI pada 17 April, hingga akhirnya terkena sanksi FIFA.
Baca juga:
Desember, Tim Transisi Ingin Gelar KLB
Gagal Temui Menpora, Jakmania 'Balik Kanan' Secara Tertib
Geruduk Kemenpora, Jakmania Tuntut Imam Nahrawi Cabut Pembekuan PSSI
Komnas HAM: Kemenpora Miliki Potensi Pelanggaran HAM
Bagikan
Berita Terkait
Pemain Timnas Jangan Sungkan Berkiprah di Indonesia jika Hanya Cadangan di Eropa

Rahmad Darmawan Nilai Pemain Muda Timnas U-23 Pikihan Vanenburg Bakal Berbicara Banyak di ASEAN U-23 Championship

Proyek Cakupan 100 Persen Air Bersih Jadi Quick Wins Pramono - Rano

Pemprov DKI Bakal Pasang Meteran Air di Apartemen untuk Hindari Oknum Tak Bertanggung Jawab

Tim Transisi Janji Pulihkan Kuota Penerima KJMU di Era Pramono-Rano

Meski Dicoret dari APBD 2025, Tim Transisi Pram-Doel Pastikan Keluarga Pahlawan Tetap Mendapatkan Bantuan

Tim Transisi Pram - Rano Pastikan Warga Tak Miliki Kendala Air Usai Tinjau Pembangunan IPA Buaran III

Nama 40 Sekolah Swasta Gratis Jakarta Masih Rahasia, Ketua Tim Transisi Bocorkan Lokasinya

Tim Transisi Pramono-Rano Bantah Nilai Rata-Rata 70 Jadi Syarat Utama KJP Plus

Dicecar DPRD, Plt Kadisdik Berdalih Syarat Nilai Akademik Penerima KJP Minimal 70 dari Tim Transisi Pramono-Rano
