Kemenkes Beri 7 Alasan Orangtua Tak Perlu Khawatir Soal Vaksin Palsu


Ilustrasi Vaksin Palsu (Foto: Instagram @nastyfame)
MerahPutih Nasional - Menyeruaknya kasus peredaran Vaksin palsu untuk anak dan balita di sekitar masyarakat Indonesia saat ini tentunya sangat membuat resah banyak orangtua.
Berdasarkan hasil investigasi Polisi saat ini telah menangkap 10 pelaku yang mengedarkan Vaksin palsu di beberapa Rumah Sakit di Indonesia.
Namun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghimbau agar para orangtua tidak terlalu mengkhawatirkan mengenai kasus Vaksin palsu tersebut.
Melalui akun twitter resminya Kemenkes @KemenkesRI memberikan 7 alasan agar para masyarakat terutama orangtua yang memiliki anak dan balita untuk tidak perlu khawatir dengan peredaran vaksin palsu karena beberapa alasan berikut ini.
Tweeps, berikut 7 alasan tidak perlu khawatir atas berita Vaksin Palsu, disimak yuk: pic.twitter.com/xp2TUPzh9b
— Kemenkes RI (@KemenkesRI) 26 Juni 2016
1. Jika anak Anda mendapatkan imunisasi di Posyandu, Puskesmas, dan Rumah Sakit Pemerintah, vaksin disediakan oleh pemerintah yang didapatkan langsung dari produsen dan distributor resmi. Jadi vaksin dijamin asli, manfaat dan keamanannya
2. Jika anak Anda mengikuti program pemerintah yaitu imunisasi dasar lengkap di antaranya Hepatitis B, DPT, Polio, Campak, BCG, pengadaannya oleh pemerintah didistribusikan ke Dinas Kesehatan hingga fasyankes. Jadi dijamin asli, manfaat dan keamanannya.
3. Jika peserta JKN dan melakukan imunisasi dasar misalnya vaksin BCG, Hepatitis B, DPT, Polio dan Campak, pengadaan vaksin didasarkan pada Fornas dan e-catalog dari produsen dan distributor resmi, jadi asli dan aman
4. Ikuti program imunisasi ulang seperti DPT, Polio, Campak. Tanpa adanya vaksin palsu, imunisasi ini disarankan (harus) diulang. Jadi bagi yang khawatir, ikut saja imunisasi ini di posyandu dan puskesmas.
5. Diduga peredaran vaksin palsu tidak lebih dari 1% wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Ini relatif kecil secara jumlah vaksin yang beredar dan wilayah sebarannya.
6. Dikabarkan isi palsu itu campuran antara cairan infus dan gentacimin (obat antibiotik) dan setiap imunisasi dosisnya 0,5 CC. Dilihat dari isi dan jumlah dosisnya, vaksin palsu ini dampaknya relatif tidak membahayakan.
7. Karena vaksin palsu dibuat dengan cara yang tidak baik, maka kemungkinan timbulkan infeksi. Gejala infeksi ini bisa dilihat tidak lama setelah diimunisasikan. Jadi kalau sudah sekian lama tidak mengalami gejala infeksi setelah imunisasi bisa dipastikan aman. Bisa jadi anak Anda bukan diimunisasi dengan vaksin palsu, tetapi memang dengan vaksin asli.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong

Indonesia Peringkat ke-6 Tertinggi Anak Tidak Diimunisasi di Dunia, Ini 4 Akar Masalahnya

1,3 Juta Anak Indonesia Sama Sekali Tidak Pernah Imunisasi, Peringkat 6 Tertinggi di Dunia

Sebelum Mudik, Kemenkes Inginkan Anak Sudah Diimunikasasi Lengkap

Semua Anak Cewek Umur 15 Tahun di Jakarta Jadi Target Imunisasi HPV

Catat Lokasi Stasiun dan Jadwal Imunisasi Polio di Daop 1 Jakarta

Pemprov DKI Targetkan 1,2 Juta Anak Terima Imunisasi Polio

Vaksin Polio Semarakkan Hari Anak Nasional di Jakarta

Kenapa Anak Harus Dapatkan Imunisasi Tambahan Walau Sudah Lengkap?

Perhatikan Hal-Hal Ini Sebelum Imunisasi PCV
